Nah, karena situasi pandemi, tubuh anak-anak yang lebih terjaga dari kuman karena penerapan protokol kesehatan jadi bisa bereaksi lebih kuat saat berhadapan dengan adenovirus.
Teori lainnya yang disebut-sebut oleh UK Health Security Agency (UKHSA) adalah berhubungan dengan infeksi COVID-19.
Baca Juga:
Indonesia Peringkat 1 Pengidap Penyakit Hepatitis B di Asia Tenggara
Ada kemungkinan paparan terhadap COVID-19 menimbulkan reaksi imun yang membuat anak jadi lebih rentan terhadap hepatitis.
WHO menekankan pada akhirnya semua teori saat ini sedang diselidiki. Belum ada petunjuk yang bisa jadi bukti kuat penyebab hepatitis akut pada anak-anak tersebut.
"Faktor-faktor seperti peningkatan kerentanan di kalangan anak-anak setelah tingkat sirkulasi adenovirus yang lebih rendah selama pandemi COVID-19, potensi munculnya adenovirus baru, atau koinfeksi SARS-CoV-2 perlu diselidiki lebih lanjut," ungkap WHO.
Baca Juga:
WHO Laporkan 920 Kasus Hepatitis Akut di Dunia, Bagaimana di Indonesia?
Satu teori yang ramai dibantah oleh ahli adalah spekulasi hepatitis misterius merupakan dampak dari vaksin COVID-19.
Ini karena kasus terdeteksi juga pada anak-anak usia muda yang sama sekali belum pernah mendapat vaksinasi. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.