WahanaNews.co | Subvarian baru Omicron yakni BA.4 dan BA.5 kini jadi biang kerok melonjaknya kasus harian Covid.
Dalam satu pekan terakhir, angka kasus konfirmasi bertahan di atas 1.000 kasus per hari.
Baca Juga:
Basuki: Penundaan Kenaikan Tarif Tol Akibat Pandemi, Tak Selalu Salah Pemerintah
Kementerian Kesehatan memperkirakan lonjakan kasus yang disebabkan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 akan terjadi bulan depan. Perkiraan tersebut, berdasarkan pengalaman dalam menghadapi subvarian sebelumnya.
Lalu seperti apa karakteristik Omicron BA.4 dan BA.5? Apa yang membedakannya dengan flu biasa?
Menurut epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengacu pada data di negara lain seperti Portugal, pasien dengan infeksi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang belum divaksinasi Covid-19 dosis lengkap mengalami gejala yang hampir mirip dengan varian Delta.
Baca Juga:
Sri Mulyani Sampaikan Perkembangan Perekonomian Indonesia 10 Tahun Terakhir
Salah satunya, kehilangan kemampuan mencium bau atau anosmia. "Ada kehilangan penciuman, rasa lelah. Pada kasus yang berat bisa seperti Delta mengalami harus ke rumah sakit," ujarnya.
Kemiripan gejala tersebut terjadi karena subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 mengadopsi kombinasi gejala varian Delta dan varian Omicron.
"BA.4 dan BA.5 ini dia memiliki karakter yang kombinasi antara kecepatan menginfeksi yang diwarisi dari Omicron, [yaitu] cepat dan mudah menginfeksi baik yang belum atau sudah divaksinasi, bahkan jauh lebih efektif sekarang,"