Program vaksinasi bagi ASN perempuan ini diharapkan menjadi salah satu pendorong percepatan capaian tersebut, sekaligus mendorong peningkatan kesadaran masyarakat luas.
Dante juga menyinggung masih maraknya disinformasi terkait vaksin HPV di sejumlah daerah.
Baca Juga:
Menkes Kerahkan Tim Harapan Kita Investigasi Dugaan Penolakan Pasien di Jayapura
Menurutnya, upaya edukasi tidak bisa dilakukan Kemenkes sendiri dan membutuhkan kolaborasi multipihak.
“Kementerian Kesehatan memerlukan dukungan lintas sektor, termasuk para ASN, untuk menghilangkan kesalahpahaman ini,” ucapnya. Ia turut mengingatkan bahwa selain vaksinasi, skrining dini tetap menjadi kunci dalam upaya menekan angka kematian akibat kanker serviks.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi turut mengapresiasi inisiatif tersebut.
Baca Juga:
WHO Cabut Status KLB Polio Indonesia, Pemerintah Tingkatkan Kewaspadaan
Ia menegaskan bahwa pemenuhan hak kesehatan perempuan merupakan fondasi penting dalam pembangunan bangsa, termasuk untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Vaksinasi HPV, katanya, adalah investasi jangka panjang yang sangat strategis.
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menyoroti tingginya angka kematian akibat kanker yang masih mencapai lebih dari 60 persen dalam lima tahun terakhir.