“Lompat tali adalah cara yang bagus untuk melatih sistem aerobik dalam waktu singkat jika Anda tidak punya waktu untuk latihan aerobik yang lebih lama, seperti lari,” ujarnya.
“Lompat tali juga bisa menjadi aktivitas yang baik untuk digunakan saat memulihkan atau merehabilitasi cedera di mana Anda belum bisa menoleransi lari, mendaki, atau bersepeda lebih lama," tambah Zimmer.
Baca Juga:
Spiral Maut di Langit Timur Indonesia, BMKG: 96S Akan Jadi Siklon Penuh dalam 72 Jam
Terakhir, lompat tali berpotensi lebih menyenangkan dibandingkan olahraga biasa di treadmill atau elips. Hal ini mungkin menghidupkan kembali kenangan indah tentang lompat tali saat masih kecil, dan tantangan untuk mengatur waktu dan koordinasi yang diperlukan agar berhasil lompat tali juga dapat menjadi stimulus mental yang baik.
"Lompat tali membutuhkan waktu dan koordinasi, yang jika Anda tidak yakin dengan kedua hal tersebut, dapat menyebabkan risiko tersandung atau jatuh,” kata Kate Ligler, CPT, pelatih pribadi dan pelatih olahraga ketahanan yang berbasis di Colorado.
Bagi mereka yang kesehatan sendinya terganggu, dampak lompat tali bisa jadi terlalu menantang dan menyakitkan karena gerakan mendarat dan melompat ke atas yang berulang-ulang.
Baca Juga:
Lisa Mariana: RK Beri Rp100 Juta untuk Biaya Aborsi
Zimmer menyarankan untuk memulai dari yang kecil dan berkembang secara perlahan. Mulailah dengan lompat tali selama 5 hingga 10 menit secara berkala, dengan interval 30 detik lompat dan 1 menit istirahat hingga waktu Anda habis. Cobalah ini satu atau dua kali seminggu untuk melihat bagaimana tubuh Anda merespons lompat tali.
[Redaktur: Sandy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.