“Lompat tali adalah cara yang bagus untuk melatih sistem aerobik dalam waktu singkat jika Anda tidak punya waktu untuk latihan aerobik yang lebih lama, seperti lari,” ujarnya.
“Lompat tali juga bisa menjadi aktivitas yang baik untuk digunakan saat memulihkan atau merehabilitasi cedera di mana Anda belum bisa menoleransi lari, mendaki, atau bersepeda lebih lama," tambah Zimmer.
Baca Juga:
Tampilkan Liturgi 12 Bahasa, Pemuda Batak Bersatu Jakbar Gelar Perayaan Natal 2024 di HKBP Kalideres pada 6 Desember
Terakhir, lompat tali berpotensi lebih menyenangkan dibandingkan olahraga biasa di treadmill atau elips. Hal ini mungkin menghidupkan kembali kenangan indah tentang lompat tali saat masih kecil, dan tantangan untuk mengatur waktu dan koordinasi yang diperlukan agar berhasil lompat tali juga dapat menjadi stimulus mental yang baik.
"Lompat tali membutuhkan waktu dan koordinasi, yang jika Anda tidak yakin dengan kedua hal tersebut, dapat menyebabkan risiko tersandung atau jatuh,” kata Kate Ligler, CPT, pelatih pribadi dan pelatih olahraga ketahanan yang berbasis di Colorado.
Bagi mereka yang kesehatan sendinya terganggu, dampak lompat tali bisa jadi terlalu menantang dan menyakitkan karena gerakan mendarat dan melompat ke atas yang berulang-ulang.
Baca Juga:
Kemkomdigi Blokir Lebih dari 49 Ribu Situs Judi Online dalam Lima Hari
Zimmer menyarankan untuk memulai dari yang kecil dan berkembang secara perlahan. Mulailah dengan lompat tali selama 5 hingga 10 menit secara berkala, dengan interval 30 detik lompat dan 1 menit istirahat hingga waktu Anda habis. Cobalah ini satu atau dua kali seminggu untuk melihat bagaimana tubuh Anda merespons lompat tali.
[Redaktur: Sandy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.