WahanaNews.co | Polio merupakan penyakit yang dipicu oleh virus. Sebelum ada vaksin, ribuan orang lumpuh lantaran wabah polio.
Hingga kini penyakit polio belum ada obatnya. Cara terbaik untuk mencegah polio adalah dengan vaksinasi.
Baca Juga:
Babinsa Dampingi Nakes Sukseskan Vaksinasi Polio
Apa itu polio?
Polio (poliomyelitis) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus polio. Virus ini menyerang sistem saraf.
Pada beberapa orang, virus polio menyebabkan gejala ringan atau tanpa gejala, tetapi pada beberapa orang lainnya dapat menyebabkan kelumpuhan total dalam hitungan jam bahkan kematian.
Baca Juga:
Pemprov Klaim 3,2 Juta Anak di Jawa Barat Sudah Dapat Imunisasi Polio
Melansir Cleveland Clinic, ada tiga variasi virus polio yang disebut virus polio liar tipe 1, 2 dan 3 (WPV1, WPV2 dan WPV3). Polio liar tipe 2 dan 3 telah diberantas (tidak ada lagi), namun polio liar tipe 1 masih ada di beberapa bagian dunia. Polio tipe 1 ini kemungkinan besar menyebabkan kelumpuhan.
Gejala polio
Meskipun polio dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian, sebagian besar orang yang terinfeksi virus polio tidak menampakkan gejala dan tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi.
Sekitar 1 dari 4 orang (atau 25 dari 100) dengan infeksi virus polio akan memiliki gejala seperti flu yang meliputi:
- Sakit tenggorokan
- Demam
- Kelelahan
- Mual
- Sakit kepala
- Sakit perut
Gejala ini biasanya berlangsung 2 sampai 5 hari, kemudian hilang dengan sendirinya.
Sementara itu, seebagian kecil orang dengan infeksi virus polio bisa mengembangkan gejala lain yang lebih serius, yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang:
- Meningitis (infeksi pada selaput sumsum tulang belakang dan/atau otak) terjadi pada sekitar 1–5 dari 100 orang dengan infeksi virus polio, tergantung jenis virusnya.
- Kelumpuhan (tidak dapat menggerakkan bagian tubuh) atau kelemahan pada lengan, kaki, atau keduanya terjadi pada sekitar 1 dari 200 orang hingga 1 dari 2000 orang, tergantung jenis virusnya.
Kelumpuhan adalah gejala paling parah yang terkait dengan virus polio karena dapat menyebabkan kecacatan permanen dan kematian.
Antara 2 hingga 10 dari 100 orang yang mengalami kelumpuhan akibat infeksi virus polio meninggal, karena virus memengaruhi otot yang membantu mereka bernapas.
Penyakit polio bahkan tetap perlu diwaspadai saat seseorang dinyatakan sembuh. Pasalnya, anak-anak yang tampaknya pulih sepenuhnya dapat mengalami nyeri otot, kelemahan, atau kelumpuhan baru saat dewasa, sekitar 15 hingga 40 tahun kemudian. Kondisi ini disebut sindrom pasca-polio.
Cara penularan polio
Virus polio menginfeksi tenggorokan dan usus, menyebabkan gejala mirip flu. Kemudian dapat menyebar ke otak dan tulang belakang, yang selanjutnya dapat menyebabkan kelumpuhan.
Polio merupakan salah satu penyakit yang sangat menular. Penularan polio bisa melalui batuk atau bersin atau dari kontak dengan kotoran orang yang terinfeksi (rute fecal-oral).
Penularan virus polio dapat terjadi ketika:
- Tidak mencuci tangan setelah ke kamar mandi atau menyentuh kotoran (seperti mengganti popok).
- Minum air yang terkontaminasi atau memasukkannya ke dalam mulut Anda.
- Makan makanan yang dimasak dengan air yang terkontaminasi.
- Berenang di air yang terkontaminasi. Air dapat terkontaminasi ketika seseorang yang terkena diare berenang di dalamnya.
- Batuk atau bersin.
- Berada dalam kontak dekat dengan seseorang dengan polio.
- Menyentuh permukaan yang terkontaminasi.
Kapan harus ke dokter?
Segera hubungi dokter jika:
- Anak mengalami gejala polio.
- Belum mendapat vaksinasi polio atau rangkaian vaksinasi belum tuntas.
- Menderita polio bertahun-tahun yang lalu dan sekarang mengalami kelemahan dan kelelahan yang tidak dapat dijelaskan.
- Akan bepergian ke bagian dunia di mana polio masih terjadi, seperti Amerika Tengah dan Selatan, Afrika dan Asia. [rna]