WahanaNews.co | Moderna tak ada niatan membagikan resep vaksin Covid-19. Pada Senin (11/10/2021), para pemimpin perusahaan sepakat akan meningkatkan produksi perusahaan sendiri sebagai cara terbaik untuk mendongkrak pasokan global vaksin Covid-19 mereka.
Dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press, salah satu pemilik Moderna, Noubar Afeyan juga menegaskan kembali janji yang dibuat Moderna setahun lalu untuk tidak memaksakan pelanggaran paten pada orang lain yang membuat vaksin virus corona selama pandemi.
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Yogyakarta Targetkan 30.702 Anak Terima Imunisasi Polio pada PIN 2024
"Kami tidak harus melakukan itu," kata Afeyan.
"Kami pikir itu adalah hal yang benar dan bertanggung jawab untuk dilakukan. Kami ingin itu membantu dunia," tambahnya.
Sebelumnya, Badan Kesehatan Dunia, WHO, mendesak Moderna untuk membagikan formula vaksinnya.
Baca Juga:
Pemkab Batang, Massifkan Pencegahan Kasus Flu Singapura (HFMD)
Afeyan mengatakan perusahaan menganalisis apakah mereka lebih baik untuk berbagi teknologi RNA messenger atau meningkatkan produksi dan mengirimkan miliaran dosis tambahan pada tahun 2022.
“Dalam enam hingga sembilan bulan ke depan, cara yang paling dapat diandalkan untuk membuat vaksin berkualitas tinggi dan efisien adalah jika kita membuatnya,” kata Afeyan.
Ketika ditanya tentang imbauan dari WHO untuk berbagi resep vaksin, dia berpendapat bahwa permohonan semacam itu mengasumsikan bahwa Moderna tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk memproduksi vaksin.
“Tetapi sebenarnya kami tahu bahwa kami mampu,” imbuhnya.
“Moderna berubah dari nol produksi menjadi memiliki 1 miliar dosis dalam waktu kurang dari setahun,” kata Afeyan.
Pada tahun 2022, perusahaan yang berbasis di Massachusetts, Amerika Serikat ini menargetkan akan memproduksi vaksin Covid-19 dalam jumlah besar, yaitu dari 1 miliar menjadi 3 miliar.
"Kami pikir kami melakukan segala yang kami bisa untuk membantu pandemi ini," tambah dia.
Ia juga mencatat bahwa perusahaannya telah menghabiskan dana sebesar $2,5 miliar dan waktu selama 10 tahun untuk mengembangkan platform yang membuat vaksin Covid-19 Moderna.
Ditanya tentang kritik yang menyebutkan bahwa Moderna hanya menyediakan vaksin untuk negara-negara kaya, Afeyan menjawab bahwa perusahaan itu memasok output yang 'cukup signifikan' ke negara-negara miskin.
“Ada lebih banyak pasokan di UE dan pemerintah AS daripada yang dapat mereka gunakan,” kata Afeyan, yang juga merupakan salah satu pendiri Moderna.
Secara terpisah, Moderna telah membuat komitmen dengan COVAX pada bulan Mei lalu. COVAX merupakan program vaksin yang didukung PBB untuk negara-negara miskin.
Dia mengatakan mungkin 40 juta dosis akan mulai dikirimkan dalam tiga bulan terakhir tahun ini, dengan pengiriman sisanya tahun depan. [qnt]