WahanaNews.co | Nyamuk yang berpotensi menjadi carrier penyakit demam kuning dan virus Zika ditemukan di Perancis Utara. Ditemukannya nyamuk tersebut tentunya menjadi warga sekitar khawatir akan penyebaran virus Zika.
Asian tiger mosquitoes atau nyamuk harimau Asia ini pertama kali terlihat di Prancis, di Kota Nice tenggara pada tahun 2004. Hama tersebut perlahan-lahan menyebar ke utara selama 17 tahun terakhir.
Baca Juga:
Australia Uji Coba Nyamuk Ber-Wolbachia di Bali, Begini Tanggapan Menkes Budi Gunadi Sadikin
Dilansir dari Mirror, Senin (6/9/2021) Badan Kesehatan Regional Prancis menyebutkan, hewan ini berukuran sangat kecil, yaitu sekitar 5 mm sudah termasuk sayap dan tubuhnya.
"Nyamuk ini memiliki garis-garis hitam dan putih (bukan kuning) pada tubuh dan kakinya, ia aktif dan menyengat di siang hari, dan sengatannya menyakitkan," rinci badan tersebut.
Setiap gigitan nyamuk dapat bertelur hingga 200 telur, sehingga Badan Kesehatan Regional Prancis merilis panduan agar masyarakat bisa menghindari gigitan nyamuk mematikan tersebut.
Baca Juga:
Kemenkes RI Gelontorkan Dana Rp16 Miliar untuk Implementasi Nyamuk ber-Wolbachia
"Wadah apa pun yang berisi air hujan perlu dikosongkan, karena wadah ini menyediakan tempat berkembang biak yang sempurna bagi mereka untuk bertelur. Membersihkan area dari sampah juga dapat membantu mengurangi kemungkinan mereka berkembang biak," ujarnya.
Jika tidak dicegah, hama tersebut dapat membawa virus Zika dan demam kuning yang mematikan, serta demam berdarah, dan demam chikungunya.
Berita ini muncul di tengah pemberitaan mengenai sakit demam misterius telah menyebar ke lebih dari 30.000 orang di India.
Wabah ini memicu kekhawatiran akan epidemi baru seperti COVID-19. Demam ini merenggut nyawa puluhan orang yang sebagian besar terdiri dari anak-anak. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.