WahanaNews.co | Dipicu varian Omicron, kasus kematian Covid-19 terus melesat. Data 16 Februari 2022, kasus kematian bertambah 167. Total sebanyak 1.536 kematian terjadi selama badai Omicron di Indonesia.
Terus meningkatnya kasus kematian ini terjadi saat keterpakaian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 terbilang rendah. Data kemarin pukul 12.00 WIB, BOR rumah sakit rujukan Covid-19 nasional sebesar 34 persen.
Baca Juga:
Kenali Perbedaan Varian Covid EG.5, Delta dan Omicron
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof Tjandra Yoga Aditama mengusulkan, pasien Covid-19 bergejala ringan, namun berisiko menjadi berat dirawat di rumah sakit. Hal ini untuk menekan angka kematian Covid-19.
"Jadi, usul konkret saya untuk mengantisipasi peningkatan kasus yang meninggal adalah dengan kemungkinan merawat di RS pasien yang masih gejala ringan, tetapi punya risiko untuk menjadi berat dan bukan tidak mungkin meninggal dunia," katanya melalui pesan singkat, Kamis (17/2).
Menurut mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara sekaligus eks Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan ini, kebijakan pasien Covid-19 yang perlu dirawat di rumah sakit bisa disesuaikan dengan kondisi. Jika BOR rumah sakit rujukan Covid-19 meningkat, pasien bergejala ringan dapat dirawat di tempat lain.
Baca Juga:
Muncul Varian Covid-19 di Denmark dan Inggris, Masyarakat Diminta Waspada
"Nanti kalau BOR sudah meningkat maka kebijakan dapat disesuaikan lagi," ujarnya.
Dia menyebut, merujuk data Kementerian Kesehatan, BOR rumah sakit rujukan Covid-19 saat ini belum dihitung dari kapasitas maksimal. Bahkan masih banyak tempat tidur yang belum dikonversi untuk penanganan pasien Covid-19.
Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, kasus Covid-19 harian saat ini sudah melampaui gelombang kedua. Meski demikian, penambahan kasus kematian lebih rendah.
"Melihat jumlah kematian kemarin dilaporkan ada 134 kematian. Jumlah ini jauh lebih rendah. Kita tahu pada saat Delta dengan angka 56.000, angka kematian yang dilaporkan sekitar 2.500," jelasnya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Kementerian Kesehatan RI, Rabu (16/2).
Selain angka fatalitas, positivity rate Covid-19 saat ini jauh lebih rendah dari gelombang kedua. Nadia mencatat, saat gelombang Delta, positivity rate sempat menyentuh 50 persen. Saat ini hanya 16,68 persen.
"Kalau kita bandingkan pada saat Delta angka positivity rate kita mencapai 50 persen," ujarnya.
Keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 juga lebih rendah dari gelombang kedua. Hingga Selasa (15/2), keterpakaian tempat tidur rumah sakit nasional sebesar 33 persen. Saat gelombang kedua mencapai 77,32 persen.
"Sejauh ini tempat tidur isolasi dan ICU di rumah sakit untuk pasien masih memadai. Belum ada daerah dengan tempat tidur dan perawatan intensifnya di angka 60 persen di Indonesia," terangnya.
Jika melihat keterpakaian tempat tidur di ruang isolasi maupun Intensive Care Unit (ICU) rumah sakit rujukan Covid-19 pada 10 provinsi di Indonesia masih rendah. Angkanya kurang dari 60 persen.
10 Provinsi tersebut ialah Sumatera Utara, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, dan Papua.
"Kita bisa melihat bahwa ketersediaan dengan jumlah pasien yang diisolasi saat ini masih cukup rendah," kata Nadia.
Di Sumatera Utara misalnya, tempat tidur ruang isolasi rumah sakit yang terpakai sebanyak 637 atau sekitar 15,7 persen dari kapasitas 4.059. Kemudian DKI Jakarta terpakai 8.418 atau 54,9 persen dari kapasitas 15.313.
"Begitu juga dengan gambaran ketersediaan ICU di 10 provinsi yang mulai mengalami peningkatan. Kalau kita lihat, tidak ada yang melebihi kapasitas yang saat ini kita sediakan," ucap Nadia.
Di Sumatera Utara, tempat tidur ICU yang terpakai sebanyak 21 atau setara 5,4 persen dari kapasitas 390. Sementara di DKI Jakarta, tempat tidur yang terisi 406 atau 44,1 persen dari kapasitas 921.
Menurut Nadia, penghitungan keterpakaian ICU rumah sakit rujukan Covid-19 ini belum termasuk tempat tidur konversi.
"Kita ketahui, pada saat Delta kita memiliki 140.000 kapasitas tempat perawatan, sementara saat ini yang kita sediakan baru sekitar 80.000. Belum terjadi konversi secara maksimal dalam ketersediaan tempat perawatan ICU maupun isolasi," jelasnya.
Data BOR
Berikut kondisi keterpakaian tempat tidur isolasi dan ICU rumah sakit per 13 Februari 2022:
Sumatera Utara
Ruang Isolasi: Terpakai 637 atau 15,7 persen dari kapasitas 4.059
Ruang ICU: Terpakai 21 atau 5,4 persen dari kapasitas 390
DKI Jakarta
Ruang Isolasi: Terpakai 8.418 atau 54,9 persen dari kapasitas 15.313
Ruang ICU: Terpakai 406 atau 44,1 persen dari kapasitas 921
Banten
Ruang Isolasi: Terpakai 1.425 atau 46,9 persen dari kapasitas 3.035
Ruang ICU: Terpakai 103 atau 29,1 persen dari kapasitas 354
Jawa Barat
Ruang Isolasi: Terpakai 4.219 atau 45,9 persen dari kapasitas 9.188
Ruang ICU: Terpakai 273 atau 26,4 persen dari kapasitas 1.034
DI Yogyakarta
Ruang Isolasi: Terpakai 350 atau 30,4 persen dari kapasitas 1.150
Ruang ICU: Terpakai 30 atau 21,1 persen dari kapasitas 142
Jawa Tengah
Ruang Isolasi: Terpakai 2.260 atau 29,7 persen dari kapasitas 7.586
Ruang ICU: Terpakai 202 atau 21,9 persen dari kapasitas 922
Jawa Timur
Ruang Isolasi: Terpakai 2.936 atau 24,7 persen dari kapasitas 11.889
Ruang ICU: Terpakai 287 atau 19,3 persen dari kapasitas 1.490
Bali
Ruang Isolasi: Terpakai 1.167 atau 48,6 persen dari kapasitas 2.403
Ruang ICU: Terpakai 99 atau 41,2 persen dari kapasitas 240
Kalimantan Selatan
Ruang Isolasi: Terpakai 116 atau 7,6 persen dari kapasitas 1.520
Ruang ICU: Terpakai 11 atau 10,1 persen dari kapasitas 109
Papua
Ruang Isolasi: Terpakai 114 atau 14,2 persen dari kapasitas 803
Ruang ICU: Terpakai 10 atau 8,2 persen dari kapasitas 122. [qnt]