WahanaNews.co | Stres entah karena pekerjaan atau urusan keluarga menjadi faktor paling banyak diyakini jadi penyebab munculnya uban.
Keyakinan tersebut ada benarnya meski sampai saat ini hanya ada sedikit penelitian yang mengaitkan antara stres dan uban.
Baca Juga:
Tips Ampuh agar Anak Tidak Stres
Studi tahun 2020 pada tikus menemukan bahwa respon tubuh terhadap stres akut memainkan peran penting dalam mengubah warna rambut jadi beruban.
Sel induk melanosit, yang hidup di dalam folikel rambut tepatnya di dasar helai rambut, menghasilkan melanosit.
Warna rambut ditentukan oleh melanosit yang menghasilkan pigmen melanin.
Baca Juga:
Betulkah Kebotakan di Usia Muda karena Stres?
Seiring bertambahnya usia, sel induk melanosit secara bertahap menghilang. Ketika rambut Anda tumbuh kembali dari folikel yang telah kehilangan sel-sel ini, pigmen atau warnanya berkurang.
Dilansir dari laman Psychcentral, Selasa, 3 Oktober, menurut peneliti, stres menyebabkan hormon stres norepinefrin dilepaskan ke folikel rambut.
Hal ini menyebabkan hilangnya sel induk melanosit pada tikus. Tanpa sel induk ini, rambut baru akan berubah warna menjadi abu-abu atau putih.
Selain itu, saat Anda menghadapi situasi stres, tubuh melepaskan hormon yang menciptakan respons fight, flight, atau freeze.
Respon ini menggerakkan serangkaian perubahan pada tubuh, seperti, peningkatan denyut jantung dan laju pernapasan, otot menegang, berkeringat, peningkatan metabolisme, dan tekanan darah
Perubahan fisik ini berguna ketika Anda perlu bereaksi cepat dalam situasi yang mengancam nyawa.
Respon ini digunakan para pendahulu yang membutuhkan ledakan energi untuk melawan atau melarikan diri dari predator, seperti harimau bertaring tajam.
Namun respons darurat terhadap stres ini tidak selalu berguna di dunia modern yang penuh dengan pemicu stres sehari-hari.
Lalu, apakah uban karena stres bisa menghilang?
Penelitian dari tahun 2020 menunjukkan bahwa rambut beruban adalah efek permanen dari stres.
Setelah sel induk melanosit hilang, Anda tidak dapat meregenerasi pigmen lagi.
Mereka juga mencatat perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami interaksi antara sistem saraf dan sel induk di berbagai jaringan dan organ.
Hal ini akan membantu penelitian di masa depan mengenai dampak stres pada tubuh dan pengembangan treatment baru.
Penelitian menunjukkan bahwa respons tubuh terhadap stres memainkan peran penting dalam mengubah rambut jadi beruban. Tak mengapa kalau sesekali merasa stres.
Namun stres yang kronis atau terus-menerus dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk sakit kepala, maag, dan gangguan pencernaan.
Latihan napas dalam-dalam, perhatian penuh, dan olahraga teratur merupakan beberapa cara membantu mengelola stres.
Anda juga dapat mempertimbangkan untuk berbicara dengan ahli kesehatan mental jika Anda menginginkan dukungan tambahan dalam menghadapi stres.
[Redaktur: Zahara Sitio]