WahanaNews.co | Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia (UI), Prof Dr dr Hasbullah
Thabrany, menyampaikan, biaya perawatan pasien
Covid-19 bisa mencapai Rp 600
juta per orang.
Prof Hasbullah mengatakan,
survei
di 9 provinsi
di Indonesia untuk mengkaji biaya pengobatan Covid-19
menemukan angka tertinggi mencapai
Rp 446 juta.
Baca Juga:
COVID-19 Ngamuk di India, Kasus Melonjak Ribuan Persen dalam 3 Minggu
"Rata-rata dana yang dikeluarkan untuk mengobati satu pasien
Covid-19 adalah Rp 184
juta, dengan rata-rata lama perawatan 16 hari rawat inap," katanya, dalam acara Dialog
Juru Bicara dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru yang diselenggarakan Komite
Penanganan Covid-19
dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (16/11/2020).
Prof Hasbullah menekankan, penyakit
merupakan musibah yang sebenarnya bisa dicegah. Pencegahan dilakukan dengan
mengubah perilaku dan menjaga gaya hidup sehat.
"Oleh karena itu, jangan gampang menyalahkan Tuhan kalau kita
sakit. Tuhan tidak akan memberikan seseorang musibah ataupun pahala dan rezeki
tanpa melihat sejauh apa usahanya. Jadi, Covid-19 ini sebenarnya penyakit yang bisa dicegah,
melalui penerapan disiplin 3M. Apalagi kita tahu bahwa setelah sakit, kita
tidak bisa bekerja," ujarnya.
Baca Juga:
Korupsi Pengadaan APD: Eks Pejabat Kemenkes dan Dua Direktur Dipenjara
Pada dialog itu, Prof Hasbullah juga menekankan bahwa Covid-19
menimbulkan beban dan merugikan negara.
Hingga kini, perawatan pasien Covid-19
masih menjadi tanggungan negara yang menggunakan dana APBN untuk penanganannya.
Pengeluaran negara mencapai 800 triliun (APBN, APBD, dan dana
desa) untuk pengobatan hingga program pemulihan ekonomi akibat pandemi
COVID-19.
Apabila masyarakat disiplin melakukan gerakan 3M, kerugian negara
bisa ditekan, dan dampak lainnya kasus Covid-19 pun juga menurun.
Menjelaskan soal Vaksin Covid-19 yang sedang dipersiapkan, Prof
Hasbullah menyatakan, Vaksin
sudah pasti lebih murah dibandingkan merawat atau mengobati.
"Dengan divaksin ini menguntungkan kita semua, kita menjadi tidak
terkena virus dan kita tidak menularkan virus kepada orang lain, ini adalah
amal karena mencegah orang lain jadi tidak kena musibah dari virus," ujar
Prof Hasbullah.
Dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, persentase kasus meninggal akibat Covid-19 (fatality rate) di Indonesia minggu ini
turun menjadi 3,26 persen dari minggu sebelumnya 3,34 persen.
Ini dapat diartikan bahwa tenaga kesehatan (nakes) telah
berjuang maksimal dalam merawat pasien positif Covid-19, terutama pasien
Covid-19 yang memiliki penyakit penyerta.
Komitmen tinggi nakes sebenarnya harus juga didukung oleh
masyarakat untuk mencegah penularan Covid-19, melalui disiplin menerapkan 3M
(memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak aman).
"Dampak mencegah penularan Covid-19 melalui 3M ini sangat luar
biasa, selain membantu nakes, juga mengurangi beban daya tampung ruang
perawatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19," ujar dr Reisa Broto Asmoro, Juru Bicara Satgas
Covid-19.
"Ternyata ada cara yang lebih murah mencegah terkena penyakit
dengan vaksin dan sambil menunggu vaksin (Covid) yang aman dan efektif, kita
jaga kondisi tubuh kita, agar tetap sehat, disiplin menerapkan 3M yang
dipraktikkan sebagai satu kesatuan sangat membantu meringankan beban kita dalam
kondisi serba sulit di masa pandemi COVID-19," kata dr Reisa Broto Asmoro. [qnt]