WahanaNews.co | Sejumlah
pasien COVID-19 lolos dari maut setelah terbantu plasma konvalesen (PK), salah
satunya yakni pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda. Namun, walaupun
plasma konvalesen berkhasiat, ternyata stoknya sudah menipis.
Baca Juga:
Ratusan Warga dan Pegawai Kota Yogyakarta Lakukan Aksi Donor Darah Bersama
"Untuk saat ini ketersediaan plasma sangat berkurang,
dikarenakan tingginya permintaan, antrean permintaan di PMI pun terus
bertambah, sehingga keluarga pasien diminta untuk membawa calon donor pengganti
yang memenuhi persyaratan untuk diseleksi di 42 UDD (Unit Donor Darah) PMI yang
bisa menyediakan PK," ujar manager kualitas UDD Pusat PMI, Dr. dr. Saptuti
Chunaeni, M.Biomed dalam keterangannya, Selasa (20/7/2021).
Saptuti pun berharap uluran tangan dari masyarakat yang
pernah terkena COVID-19 untuk mendonorkan plasma konvalesen. "Kami
berharap agar para penyintas Covid-19 yang telah sembuh dapat mendonorkan
plasmanya untuk bisa membantu banyak orang yang mungkin sedang berjuang untuk
melawan penyakit ini," terang Saptuti.
Plasma konvalesen merupakan terapi tambahan yang
diperuntukkan membantu kesembuhan pasien COVID-19. Antibodi Imunoglobulin G
(IgG) yang ada di plasma konvalesen tersebut berperan menurunkan jumlah virus
SARS-CoV-2 yang ada di tubuh pasien Corona.
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Yogyakarta Gelar Aksi Donor Darah Peringati HKN ke-60
"Kandungan protein lainnya yang terdapat di dalam
plasma tersebut, berguna untuk menjaga sel tetap utuh sehingga organ hati,
ginjal, paru, jantung dijaga agar tidak rusak sehingga pasien tidak jatuh ke
kasus lebih berat/kritis," terang dr Saptuti.
Selain itu, plasma konvalesen mencegah terjadinya long
COVID, artinya gejala sisa yang dapat dirasakan penyintas "Seperti masih
sesak dan sebagainya, walau pun hasil PCR sudah menunjukkan negatif,"
tuturnya.
Meski begitu, dr Saptuti mengingatkan plasma konvalesen
mesti diberikan kepada pasien COVID-19 sedini mungkin. Terutama ketika
gejalanya belum berat.
"Pada saat H3-H12 tentunya dengan penyakit penyerta
(komorbid) belum berat dan juga belum masuk tahap kritis dengan ventilator.
Efektivitas kesembuhannya akan tinggi, namun jika diberikan saat keadaan pasien
sudah kritis efek terapinya akan kecil," pungkasnya.
Abu Janda Selamat
Berkat Plasma Konvalesen
Abu Janda sudah dinyatakan sembuh dari Corona setelah 10
hari dirawat di RS Mayapada, Jakarta Selatan. Abu Janda mengaku terselamatkan
karena mendapatkan donor plasma konvalesen.
"Saya selamat karena plasma, saya saksi hidup selamat
karena plasma," ujar Abu Janda saat dihubungi, Senin (19/7/2021).
Abu Janda mengatakan ia masuk UGD RS Mayapada dengan gejala
yang berat. Ditambah lagi, Abu Janda punya penyakit bawaan yang memperparah
kondisinya.
"Aku masuk UGD itu kondisiku berat, aku komorbid paru.
Itu yang bikin saya berat," katanya.
Abu Janda mendapatkan 3 kantong plasma konvalesen.
Kondisinya terus membaik setelah mendapatkan donor plasma konvalesen.
"Jadi setelah diberikan plasma kedua itu batuk mulai
reda, napas mulai agak plong. Setelah plasma ketiga, batuk hilang, terus napas
akhirnya bisa lega," katanya. [qnt]