WahanaNews.co | Presiden RI Joko Widodo telah memberikan nama pada dua produk vaksin Covid-19 buatan dalam negeri yang saat ini telah memasuki fase uji klinis tahap akhir, kata seorang pejabat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.
"Saya ikut bangga untuk Indonesia. Vaksin pertama Indovac untuk vaksin BUMN, dan kedua adalah Vaksin Merah Putih dengan platform inactivated virus, namanya Inavac dan sudah disetujui Presiden juga," kata Kepala BPOM RI Penny K Lukito dalam agenda Lokakarya Pengembangan Obat Dalam Negeri di Hotel Ayana MidPlaza Jakarta, Jumat (26/8/2022).
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
Penny mengatakan Vaksin Indovac berplatform protein rekombinan sub-unit dikembangkan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman bersama PT Bio Farma dan Baylor College of Medicine.
Sedangkan Vaksin Inavac berplatform inactivated virus dikembangkan oleh Tim Peneliti dari Universitas Airlangga (Unair) bekerja sama dengan penyedia fasilitas produksi PT Biotis Pharmaceutical Indonesia.
Presiden RI Joko Widodo telah memberikan nama pada dua produk vaksin COVID-19 buatan dalam negeri yang saat ini telah memasuki fase uji klinis tahap akhir, kata seorang pejabat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.
Baca Juga:
HUT ke-79 TNI, Ini Pesan Presiden Jokowi ke Prajurit Indonesia
"Saya ikut bangga untuk Indonesia. Vaksin pertama Indovac untuk vaksin BUMN, dan kedua adalah Vaksin Merah Putih dengan platform inactivated virus, namanya Inavac dan sudah disetujui Presiden juga," kata Kepala BPOM RI Penny K Lukito dalam agenda Lokakarya Pengembangan Obat Dalam Negeri di Hotel Ayana MidPlaza Jakarta, Jumat.
Penny mengatakan Vaksin Indovac berplatform protein rekombinan sub-unit dikembangkan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman bersama PT Bio Farma dan Baylor College of Medicine.
Sedangkan Vaksin Inavac berplatform inactivated virus dikembangkan oleh Tim Peneliti dari Universitas Airlangga (Unair) bekerja sama dengan penyedia fasilitas produksi PT Biotis Pharmaceutical Indonesia.
Fase ketiga uji klinik dua vaksin dalam negeri itu juga diiringi dengan pemberian izin kegiatan uji klinik untuk vaksin booster atau dosis penguat.
"Uji klinik booster sudah disetujui untuk dilakukan akhir tahun ini. Sehingga program vaksinasi booster dengan vaksin dalam negeri bisa selesai sebelum akhir tahun," katanya.
Pada agenda yang sama, Direktur Utama PT Biotis Pharmaceutical Indonesia FX Sudirman merasa bangga vaksin dengan pengembangan vaksin dalam negeri yang telah sampai pada fase akhir uji klinik.
"Ini adalah 100 persen karya anak bangsa, virus dari isolasi anak bangsa dikembangkan oleh tim peneliti Unair dan kami siap komersialisasi untuk itu," katanya.
Kapasitas produksi downstream PT Biotis sanggup memproduksi hingga 20 juta dosis per bulan. Khusus pada tahap awal, akan ditingkatkan hingga 5 juta dosis per bulan mirip dengan Indovac," katanya.
Hingga saat ini PT Biotis masih menunggu hasil uji klinik fase tiga dan uji klinik booster.
"Kami berharap pemanfaatan Inavac bisa memberikan manfaat booster bagi masyarakat Indonesia di tahun ini," katanya.
FX Sudirman telah berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin agar pelaksanaan vaksin booster Inavac bisa bergulir pada Oktober, November dan Desember 2022. [Tio]