WahanaNews.co | Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 prevalensi stunting atau gangguan pertumbuhan di Kalimantan Tengah turun sebesar 0,5 persen.
Hal itu disampaikan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kalimantan Tengah Nuryakin.
Baca Juga:
Pakar ULM Sebut Jaga Pola Asuh Nutrisi Jadi Kunci Tuntaskan Stunting
“Sebelumnya pada 2021 Kalimantan Tengah berada pada angka prevalensi 27,4 persen dan pada 2022 turun menjadi 26,9 persen,” katanya di Palangka Raya, Senin (13/2/2023).
Dia menjelaskan, berdasarkan SSGI 2022, terjadi kecenderungan daerah yang sebelumnya memiliki prevalensi stuntingstunting, antara lain Murung Raya, Barito Selatan, dan Seruyan. stunting, sehingga target angka prevalensi stunting sebesar 15,38 persen pada 2024 dapat tercapai.
Sekda Kalteng itu juga menambahkan percepatan penurunan stunting ditetapkan menjadi salah satu agenda prioritas pembangunan pemerintah pusat dan masuk strategi nasional (stranas).
Baca Juga:
Kasus Stunting di Surakarta Mencapai Angka 1.050
Stunting ini mendapat perhatian besar dari Gubernur Sugianto Sabran.
TPPS tingkat provinsi, diberikan tanggung jawab sejumlah indikator percepatan penurunan stunting, yang sebanyak enam indikator di antaranya sudah mencapai 100 persen.
Stunting dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah, implementasi sistem data surveilans gizi elektronik dalam pemantauan intervensi gizi untuk penurunan stunting, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi, serta kinerja baik dalam konvergensi percepatan penurunan stunting.