Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menjual sapi yang terkena LSD karena memberikan banyak dampak.
Sejauh ini, sudah ada sebanyak 2 ribu dosis vaksin LSD telah diinjeksikan ke sapi-sapi perah warga.
Baca Juga:
Pemadam Kebakaran Trenggalek Padamkan Api yang Melahap Gudang Cengkeh Watulimo
Prioritas sapi perah dilakukan karena sistem pemeliharaan sapi perah mayoritas lebih dari satu ekor, berbeda dengan mayoritas pola yang diterapkan pemeliharaan sapi daging. Kondisi itu dinilai lebih cepat terjadi penularan jika ada sapi yang terinfeksi.
"Ini akan mengganggu perekonomian para peternak," katanya. Ririn juga mengimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan kepada petugas veteriner maupun hotline Dinas Peternakan Trenggalek jika ada yang mengetahui gejala penyakit kulit pada hewan itu. Meskipun tidak menular ke manusia, namun wabah itu memicu lumpuhnya sendi-sendi perekonomian masyarakat.
"Jika ada ternak mengarah pada gejala LSD, segera hubungi petugas medis veteriner terdekat. Atau bisa hubungi hotline Dinas Peternakan 0822-3190-3384 dan 0822-3254-9854. Alhamdulillah di Trenggalek belum ada temuan hewan ternak terpapar penyakit LSD," pungkasnya. [Tio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.