WahanaNews.co | Penyakit jantung adalah salah satu penyakit yang mematikan, resikonya akan meningkat jika si pengidap tak mendapatkan perawatan dengan baik. Oleh karena itu dunia media terus melakukan inovasi bagi pengobatan penyakit jantung.
Sebagai kepedulian terhadap kemajuan dalam pengobatan jantung, Siloam Hospitals mengadakan Cardiology Summit dengan tema Advances Clinical in Cardiology. Beberapa topik yang dibahas di dalam seminar ini adalah new procedures in cath lab dan new procedures for chronic venous insufficiency.
Baca Juga:
Dokter Ingatkan Stres Dapat Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Dokter Jantung dari Siloam Hospitals, dr. Vireza Pratama, SpJP (K) menjelaskan, kemajuan teknologi dalam pengobatan penyakit jantung terus berkembang. Langkah intervensi non bedah pada penyakit kardiovaskular saat ini di dunia telah mengalami kemajuan yang luar biasa, salah satunya adalah inovasi teknologi bernama stent bioadaptor.
"Ini merupakan stent jenis terbaru yang mampu menjaga vasomotion pembuluh darah jantung, sehingga pembuluh darah yang dipasang stent tersebut tetap dapat melakukan fungsi mekanisme fisiologis pembuluh darah normal," ujarnya.
Menurut dr Vireza, kemampuan ini tentu berdampak positif secara jangka panjang berupa patensi pembuluh darah, meminimalkan potensi untuk penyempitan ulang. Stent bioadaptor juga berpotensi meningkatkan hasil klinis dengan memulihkan remodeling positif adaptif, memberi kesempatan pembuluh koroner melakukan ekspansi sehingga mempertahankan lumen pembuluh meskipun terjadi akumulasi plak, sehingga menghasilkan aliran darah yang baik.
Baca Juga:
Yuk, Kenali 8 Faktor Ini yang Dapat Picu Risiko Sakit Jantung
Dokter Jantung dari Siloam Hospitals, dr. Emanoel Oepangat, SpJP (K) menambahkan, sistem vena tubuh merupakan bagian dari sirkulasi pembuluh darah, disebut juga pembuluh darah balik. Ini fungsinya yang membawa darah kotor dari seluruh tubuh kembali ke jantung.
"Penyakit vena sering terjadi dan faktanya 1 dari 3 orang mengalami varises vena. Bertambahnya usia menambah risiko terjadinya insufisiensi vena kronik," ujarnya.
"Infeksi vena kronis dapat di deteksi dengan pemeriksaan tungkai secara klinis, (edema, ulkus, perubahan warna kulit) dan pemeriksaan pembuluh darah vena dengan menggunakan alat Sonografi (USG), untuk menentukan derajat dan lokasi kerusakan," pungkasnya. [sdy]