WAHANANEWS.CO, Jakarta - Telur akhirnya mendapat pembelaan ilmiah setelah puluhan tahun dicap sebagai biang keladi kolesterol tinggi.
Penelitian terbaru dari University of South Australia membuktikan bahwa bukan telur yang membuat kolesterol melonjak, melainkan makanan tinggi lemak jenuh seperti bacon dan sosis yang justru menjadi penyebab utama.
Baca Juga:
Hati-Hati! 7 Makanan Ini Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Bersamaan dengan Telur
Studi yang dipublikasikan dalam The American Journal of Clinical Nutrition pada Selasa (30/09/2025) itu mengungkap bahwa lemak jenuh dalam sejumlah menu sarapan populer ternyata jauh lebih berbahaya bagi kesehatan ketimbang kolesterol dalam telur. Lemak jenuh inilah yang mendorong peningkatan kadar kolesterol jahat atau LDL.
Dalam riset pertama di dunia yang memisahkan pengaruh kolesterol makanan dan lemak jenuh terhadap LDL, para peneliti menemukan bahwa konsumsi dua butir telur setiap hari dalam pola makan tinggi kolesterol tetapi rendah lemak jenuh justru mampu menurunkan kadar LDL sekaligus mengurangi risiko penyakit jantung.
Peneliti utama, Profesor Jon Buckley dari UniSA, menegaskan, "Telur telah lama diretas secara tidak adil oleh saran diet yang sudah ketinggalan zaman."
Baca Juga:
Produksi Telur Nasional Surplus, Kementan Sebut Peluang Ekspor ke Negara Sahabat
"Dalam penelitian ini, kami memisahkan efek kolesterol dan lemak jenuh, dan menemukan bahwa kolesterol dari telur, bila dimakan sebagai bagian dari diet rendah lemak jenuh, tidak meningkatkan kadar kolesterol jahat," jelas Prof Buckley.
Ia menambahkan, meskipun telur mengandung kolesterol, kadar lemak jenuhnya sangat rendah sehingga tetap aman dikonsumsi. Menurutnya, kandungan kolesterol dalam sebutir telur masih berada dalam batas wajar.
"Bisa dibilang kami telah menyampaikan bukti kuat untuk membela telur secara sederhana," pungkasnya.