WahanaNews.co | Sebuah
tayangan video berdurasi 23 detik memperlihatkan bagaimana virus corona
menyerang otak. Tampak Covid-19 "memakan" sel-sel yang ada di otak. Video itu
diunggah di akun YouTube resmi milik Nikon Instrumen Inc.
Baca Juga:
COVID-19 Ngamuk di India, Kasus Melonjak Ribuan Persen dalam 3 Minggu
Dalam keterangan di video itu disebutkan bahwa apa yang
diperlihatkan adalah bagaimana infeksi SARS-CoV-2 atau Covid-19 bisa memicu
fusi sel yang berujung kematian pada sel otak kelelawar.
Dalam video itu diperlihatkan bagaimana titik-titik merah
yang diketahui sebagai virus Covid-19 secara perlahan memakan sel otak. Video
milik Sophie Marie Aicher dan Delphine Planas itu telah meraih penghargaan
dalam kompetisi yang digelar Nikon.
Lalu apakah benar virus corona yang telah menjadi pandemi di
hampir seluruh negara di dunia itu bisa menyerang otak manusia?
Baca Juga:
Korupsi Pengadaan APD: Eks Pejabat Kemenkes dan Dua Direktur Dipenjara
Dilansir dari The New York Times, sebagian besar pasien yang
terpapar Covid-19 melaporkan gejala neurologis termasuk sakit kepala,
kebingungan hingga delirium. Gejala-gejala ini membuktikan bahwa virus corona
menyerang otak dan tak hanya menyerang paru-paru.
Meski tak semua pasien yang terpapar Covid-19 bisa mengalami
kejadian ini, namun Ahli Imunologi di Universitas Yale, Akiko Iwasaki
mengatakan jika virus ini telah menginfeksi otak maka bisa berakibat fatal bagi
penderitanya.
Dalam studinya, Iwasaki dan beberapa rekannya melakukan
dokumentasi terkait infeksi otak akibat Covid-19. Hasilnya terjadi kerusakan
sel otak dan menyebabkan kematian pada tikus yang menjadi uji coba dalam
penelitian itu.
Dalam penelitian ini, dia juga menemukan bahwa Covid-19
menginfeksi secara diam-diam, mengeksploitasi mesin pada sel otak bahkan
berkembang biak. Dia juga mencekik oksigen ke sel-sel yang ada di dekatnya
sehingga sel-sel tersebut layu dan mati.
"Ini semacam infeksi diam-diam. Virus ini punya semacam
mekanisme penghindaran," kata dia.
Dia menyebut, infeksi virus di otak mungkin lebih mematikan
dari pada yang terjadi di pernapasan. Bisa jadi virus ini sampai ke otak
melalui penciuman, mata, atau bahkan aliran darah.
Meski demikian, Konsultan Ahli Saraf di National Hospital
for Neurology and Neurosurgery di Inggris menyebut belum banyak bukti yang
menunjukkan virus corona serang otak manusia. Tetapi tak ada salahnya untuk
berhati-hati karena kemungkinan itu tetap bisa terjadi.
"Kami belum benar-benar menemukan bukti bahwa virus itu
bisa menginfeksi otak. Meski begitu kami tahu bahwa kemungkinan itu benar-benar
potensial," kata dia.
Para peneliti masih perlu melakukan analisis terhadap banyak
sampel terkait virus corona serang otak manusia. Penelitian ini juga perlu
dilakukan untuk melihat seberapa besar sistem imun bisa mencegah serangan
Covid-19 pada otak manusia.
Selain itu, hal ini juga perlu dilakukan untuk melihat
apalah infeksi Covid-19 pada otak ini bisa terjadi pada orang yang memiliki
komorbid atau justru orang tanpa komorbid juga memiliki potensi yang sama virus
corona serang otak. [rin]