Di tahapan ini otak pada dasarnya 'dimatikan', jika melindur terjadi di tahap ini maka umumnya yang dibicarakan lebih terdengar seperti gumaman atau omong kosong.
Semakin malam, tidur menjadi lebih tenang meskipun otak menjadi sangat aktif untuk memproses emosi dan kenangan. Di tahap tidur ini, jika seseorang berbicara sambil tidur, maka ucapannya cenderung lebih dimengerti dan bisa menjadi sebuah narasi.
Baca Juga:
Fakta-fakta Ilmiah Soal Tidur yang Jarang Diketahui, Simak Yuk!
Meskipun tidak berbahaya secara fisik, melindur bisa sangat memalukan bagi orang-orang yang mengalaminya. Hal ini juga dapat menjadi gangguan bagi orang-orang yang sedang berusaha tidur di dekatnya.
Bahkan ngelindurnya seseorang bisa menyebabkan insomnia pada orang lain yang tidur satu kamar.
Agar tidak mengganggu teman tidurnya, orang yang melindur sering kali menghindari tidur di sekitar orang lain. Alasan lainnya, orang yang ngelindur malu jika perkataannya yang diucapkannya saat tidur akan memalukan atau menimbulkan masalah.
Baca Juga:
Begini Trik Mengatasi Mimpi Buruk
Bagi kebanyakan orang, berbicara sambil tidur biasanya tidak berlangsung lama sehingga tidak memerlukan pengobatan apapun.
Namun jika melindur terjadi beberapa kali setiap pekan sehingga mengganggu teman tidur, maka sudah saatnya berkonsultasi dengan pakar masalah tidur.
Kadang dikhawatirkan pula melindur terjadi karena didasari oleh gangguan medis atau kejiwaan yang akhirnya bisa memperburuk masalah.