Studi baru yang melibatkan 29 penduduk daerah Chicago dengan kasus infeksi Covid-19 sebelumnya berdasarkan pengujian PCR, dan kelompok lain yang terdiri dari 30 orang tanpa riwayat seperti itu. Peserta rata-rata berusia 42 tahun, dan sekitar tiga perempatnya adalah wanita.
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Yogyakarta Targetkan 30.702 Anak Terima Imunisasi Polio pada PIN 2024
Studi ini menyoroti bahwa infeksi sebelumnya saja bukanlah pertahanan yang kuat terhadap timbulnya kasus Covid-19: Pada awal, unit sewenang-wenang (AU/mL) dalam sampel darah untuk antibodi terhadap SARS-CoV-2 pada orang yang sebelumnya pernah mengalami virusnya sekitar 621.
Setelah satu dosis vaksin Pfizer, tingkat itu melonjak ke tingkat yang jauh lebih protektif yaitu 30.000 AU/mL dan saat ditambahkan dengan vaksin dosis kedua hanya mendorong angka itu sedikit lebih tinggi, menjadi sekitar 37.000 AU/mL.
Baca Juga:
Pemkab Batang, Massifkan Pencegahan Kasus Flu Singapura (HFMD)
Untuk orang-orang yang belum pernah mengalami SARS-CoV-2 sebelumnya, dua dosis vaksin pasti diperlukan untuk mencapai tingkat antibodi pelindung yang baik. Setelah satu dosis, antibodi kelompok ini rata-rata lebih dari 1.800 AU/mL dalam sampel darah, tetapi setelah mendapatkan dosis kedua, jumlah itu melonjak menjadi lebih dari 15.000 AU/mL, kata tim peneliti.