WahanaNews.co | Pakar Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Yeyen Anggraeni menjelaskan bahwa tidak semua plastik bisa digunakan ulang (reuse) karena beberapa mengandung bahan yang berbahaya untuk kesehatan.
"Beberapa orang berdalih menggunakan botol air mineral kemasan lebih dari sekali untuk mengurangi sampah plastik, padahal sudah jelas bahannya tidak bisa digunakan kembali untuk makanan atau minuman, hanya sekali pakai karena jenisnya PET atau recycle 1, artinya tidak bisa dipanaskan, apalagi reuse," ungkap Yeyen pada diskusi tentang limbah plastik yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (7/6/2023).
Baca Juga:
Pakar Ungkap Gegera Sampah Plastik Cemari Laut RI, Negara Rugi Rp225 Triliun per Tahun
Yeyen menjelaskan masyarakat bisa membedakan mana plastik yang bisa digunakan kembali dengan melihat angka di bagian belakang botol atau kemasan.
"Bisa dilihat kode di belakang botolnya, ada segitiga daur ulang dengan panah-panah melingkar dan kode angka di tengahnya, yang bisa digunakan kembali itu dengan kode 5 atau polypropylene (PP)," ungkapnya.
Namun, Yeyen menjelaskan bahwa menurut beberapa sumber, bahan PP hanya dapat digunakan dalam waktu enam bulan saja, sehingga masyarakat harus tetap berhati-hati.
Baca Juga:
Ini Langkah Agincourt Resources Menangkal Serangan "Monster" Plastik
"Biasanya kalau produsen bagus sudah mencantumkan kode daur ulang tersebut, yang menjelaskan kategori misalnya bisa masuk microwave, bisa dipanaskan dengan suhu sekian, dan sudah tentu kodenya 5," kata dia.
Adapun penjelasan kategori yang dimaksud Yeyen dari masing-masing kode angka yang tertera di balik botol, yakni 1 untuk polyethylane atau PET. Bahan ini bisa didaur ulang tetapi tidak bisa digunakan kembali, apalagi untuk makanan yang panas, tidak disarankan sama sekali.
"Kode 2, High Density Polyethylene atau HDPE, bisa dipakai ulang tapi hanya untuk satu kali pemakaian, itu rekomendasinya, sama seperti PET, contohnya botol-botol kemasan air mineral, shampo, dan kantong kresek," jelas Yeyen.