WahanaNews.co | Vitamin
dan suplemen tidak hanya berguna untuk meningkatkan daya tubuh bagi mereka yang
sehat, namun juga dapat membantu mempercepat penyembuhan bagi penderita
COVID-19, maupun mereka yang melakukan kontak erat dan tengah melakukan isolasi
mandiri (isoman).
Baca Juga:
Ini Tata Cara Isoman bagi Pasien Cacar Monyet
Selain itu, bagi yang harus melakukan kontak erat dengan
penderita COVID-19, memilih dan mengonsumsi vitamin dan suplemen yang sesuai
juga harus diperhatikan.
Pada dasarnya, dari sisi vitamin, yang diperlukan oleh tubuh
adalah vitamin C, D, serta kebutuhan akan zinc. Tambahannya adalah vitamin A, B
kompleks, vitamin E, selenium, probiotik, dan omega 3.
Akan tetapi, jika seseorang mengalami kekurangan vitamin,
adanya vitamin dan suplemen tambahan dapat membantu. Adapun pemenuhan kebutuhan
vitamin yang paling utama adalah dari makanan sehari-hari yang bergizi
seimbang, sehingga konsumsi vitamin dan suplemen tambahan tidak bersifat
terlalu wajib.
Baca Juga:
Menpan RB Bolehkan ASN WFH Selama Sepekan Mulai Senin
Hanya saja, di era pandemi seperti ini, risiko terpapar
virus meningkat berkali-kali lipat. Oleh karena itu, apabila tubuh di rasa
sehat, tetap disarankan untuk konsumsi suplemen. Terutama bagi mereka yang
melakukan kontak erat dengan penderita COVID-19.
"Untuk yang kontak erat, saran saya tetap boleh
konsumsi suplemen. Tapi nggak usah jangka panjang juga. Paling hanya selama
isolasi saja. Atau dilebihkan, maksimal satu bulan pun nggak masalah,"
kata Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Raissa Edwina Djuanda, M.Gizi, Sp.GK.
Bagi penderita COVID-19, dr. Raissa kembali menekankan
pentingnya pemenuhan vitamin A, B, C, D, E, serta zinc, selenium, omega 3, dan
probiotik. Hal ini ia kutip dari jurnal Nutrients (2020) yang dikeluarkan pada
Desember 2020.
Zinc memiliki sifat antioksidan dan bisa menghambat
replikasi dari virus. Sedangkan selenium bisa menghambat dari reseptor tempat
virus yang menempel di tubuh. Vitamin B kompleks dan omega 3 memiliki fungsi
sebagai anti inflamasi. Lalu vitamin E bersifat antioksidan. Probiotik berperan
baik untuk sistem pencernaan, di mana sistem imun paling banyak terdapat di
saluran cerna. Kebutuhan akan vitamin C dan D juga sudah umum digunakan sebagai
terapi untuk COVID-19.
Bagaimanapun, adanya dukungan dari vitamin dan suplemen
tambahan tidak kemudian dapat menjadi obat pagi penyakit yang diderita, tak
terkecuali COVID-19. Vitamin hanya bersifat mempercepat penyembuhan.
"Untuk menyembuhkan itu belum bisa. Tapi mempercepat
penyembuhan, itu bisa. Dari beberapa literatur yang saya baca, vitamin-vitamin
ini bisa mempercepat penyembuhannya. Tapi sebagai obat utama, itu belum bisa
hingga saat ini," kata dr. Raissa. [dhn]