WahanaNews.co | Kasus demensia mengalami peningkatan di dunia ini tanpa ada obat yang bisa menyembuhkannya.
Namun, ilmuwan menemukan secercah harapan dengan pengembangan vaksin demensia. Apakah vaksin ini akan berhasil?
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Yogyakarta Targetkan 30.702 Anak Terima Imunisasi Polio pada PIN 2024
Demensia
Demensia adalah istilah yang digunakan untuk menyebut beberapa macam penyakit yang memengaruhi kinerja otak seseorang.
Beberapa gejala yang termasuk ke dalam demensia antara lain, pikun atau mudah lupa, perubahan perilaku, hingga kesulitan berbicara dan berjalan. Penyebab utama demensia adalah penyakit Alzheimer.
Baca Juga:
Pemkab Batang, Massifkan Pencegahan Kasus Flu Singapura (HFMD)
Lebih dari 55 juta jiwa mengidap demensia di seluruh dunia, dengan penambahan kasus mencapai 10 juta kasus baru per tahun.
Sayangnya, hingga saat ini tidak ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit Alzhaimer dan demensia.
Beberapa obat yang tersedia hanya bisa untuk meringankan gejala atau memperlambat perkembangan penyakit tersebut.
Latar belakang vaksin demensia
Berangkat dari tingginya pasien dengan demensia dan belum ditemukannya obat untuk menyembuhkannya, ilmuwan mencoba mengembangkan berbagai cara untuk mencegah dan menyembuhkannya, salah satunya vaksin demensia.
Vaksin yang kita kenal pada umumnya, digunakan untuk melatih sistem imun tubuh menghadapi berbagai penyakit infeksi virus, seperti flu, meningitis, dan Covid-19.
Namun, fakta bahwa demensia bukan disebabkan oleh virus, tidak menjadi penghalang untuk ilmuwan melanjutkan ide ini.
Dr. David A. Merrill, psikiatris dari Provindence Saint John’s Health Center di California, mengatakan, bahwa otak sebagai bagian dari sistem saraf pusat berhubungan dengan sistem imun.
Keduanya bekerja sama tidak hanya untuk mencegah berbagai penyakit infeksi, namun juga berpotensi mencegah dan menyembuhkan penyakit yang rumit, seperti demensia.
Penelitian sebelumnya menguatkan hipotesis ini. Penelitian tersebut menemukan bahwa orang yang menerima vaksin flu dan pneumonia mengalami penurunan risiko terkena demensia.
Cara kerja vaksin demensia
Melansir Medical News Today, Dr. Michael G. Agadjanyan memimpin penelitian tentang vaksin demensia. Beliau merupakan profesor di bidang imunologi di Institute for Molecular Medicine, California.
Dr. Michael menggunakan teknologi vaksin rekombinan dengan DNA untuk melawan senyawa yang diduga menyebabkan demensia.
Senyawa utama yang menjadi target vaksin ini ada tiga, yaitu beta-amyloid, tau, dan alpha-synuclein.
Ketiganya merupakan protein yang ditemukan terakumulasi pada otak pasien demensia. Masing-masing protein berkaitan dengan penyakit Alzheimer dan Parkinson.
Salah satu perusahaan yang menjadi pengembang vaksin demensia, yaitu Vaxxinity, mengumumkan, bahwa vaksin buatan mereka yang bernama UB-311 sudah selesai melewati uji klinis fase 1 dan 2A. mereka merencanakan uji klinis fase 2B vaksin ini pada akhir tahun 2022.
Hasil uji coba menunjukkan, bahwa vaksin ini mengurangi inflamasi yang terjadi di otak pada pasien dengan penyakit Alzheimer. Jika vaksin ini terus berhasil, maka uji klinis akan selesai pada musim gugur tahun 2023. [rna]