Sementara itu, Vaksin J&J menggunakan virus flu biasa yang tidak aktif yang disebut adenovirus (vektor virus) untuk memunculkan instruksi genetik ke dalam tubuh.
"Satu dosis vaksin vektor virus Janssen memiliki respons antibodi anti-SARS-CoV-2 yang relatif lebih rendah dan efektivitas vaksin terhadap rawat inap Covid-19," kata tim tersebut.
Baca Juga:
Kanada Izinkan Vaksin Covid-19 untuk Anak Usia 6 Bulan hingga 5 Tahun
Meskipun hasil studi menunjukkan vaksin Janssen memiliki efektivitas yang lebih rendah, satu dosis vaksin Janssen masih mengurangi risiko rawat inap rumah sakit terkait Covid-19 sebesar 71 persen.
CDC menuturkan studi adu efikasi antar vaksin ini dilakukan untuk mendorong dan memandu masyarakat memahami pilihan terkait vaksin. Selain itu, studi ini juga bisa dijadikan pegangan untuk rekomendasi kebijakan mengenai program booster vaksin.
Terlepas dari hasil studi ini, CDC mengatakan semua vaksin Covid-19 yang disetujui atau disahkan Lembaga Pengawas Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) memberikan perlindungan substansial terhadap pasien rawat inap Covid-19.
Baca Juga:
RSUD CAM Kota Bekasi Sediakan Layanan Vaksinasi Jenis Moderna
Seluruh vaksin Covid-19 tersebut diklaim efektif mencegah berbagai varian virus SARS-CoV-2 yang tengah menyebar. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.