Peserta diberi skor di setiap area, dan skor keseluruhan yang lebih tinggi menunjukkan masalah psikososial. Kebiasaan makan sarapan, seperti lokasi dan pilihan makanan, juga dinilai.
“Hubungan antara melewatkan sarapan dengan masalah kesehatan psikososial telah dijelaskan sebelumnya dalam literatur di beberapa artikel ilmiah. Namun, fakta bahwa sarapan jauh dari rumah dikaitkan dengan masalah kesehatan psikososial yang lebih besar adalah aspek baru dari penelitian kami," papar José Francisco López-Gil, PhD, seorang peneliti postdoctoral di University of Castilla-La Mancha di Spanyol dan penulis utama studi tersebut, seperti dilansir dari laman Medical News Today, Sabtu (27/8/2022).
Baca Juga:
Sering Melewatkan Sarapan? Waspada, Ada Efek Buruknya Bagi Kesehatan!
Para peneliti membagi peserta menjadi tiga kategori sarapan menurut tempat dan apakah mereka makan di rumah, di luar rumah dan tidak ada sarapan.
Semua hasil dikumpulkan dengan kuesioner SDQ yang dipimpin orang tua. Dari peserta, 98,9 persen makan sarapan, di antaranya 95,8 persen melakukannya di rumah. Orang-orang muda yang melewatkan sarapan atau sarapan di luar rumah memiliki skor SDQ yang lebih tinggi dan kemungkinan masalah psikososial yang lebih tinggi.
Studi ini menilai apa yang dimakan orang-orang muda menggunakan pedoman dari Survei Kesehatan Nasional Spanyol. Para peneliti kemudian melihat efek makanan yang berbeda terhadap kesehatan psikososial.
Baca Juga:
Dirut BAKTI Komitmen untuk Percepat Konektivitas Digital di Wilayah 3T
“Tidak makan kelompok makanan tertentu, seperti susu atau sereal, dikaitkan dengan masalah kesehatan psikososial yang lebih besar, sementara tidak makan yang lain (misalnya, daging olahan) dikaitkan dengan masalah psikososial yang lebih rendah,” ujarnya. [rsy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.