WahanaNews.co | Kepala
Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Dr. Michael Ryan, menyebutkan, di masa depan,
pandemi bisa lebih parah. Terutama jika mutan baru dan strain COVID-19 yang
sangat menular yang telah menyebar.
Baca Juga:
Basuki: Penundaan Kenaikan Tarif Tol Akibat Pandemi, Tak Selalu Salah Pemerintah
Berbicara saat media briefing, Ryan menjelaskan bahwa
tingkat kematian virus saat ini cukup rendah dibandingkan dengan penyakit lain
yang muncul. Ia juga mengakui bahwa pandemi virus Corona telah menyebar ke
seluruh dunia dengan sangat cepat dan memengaruhi setiap sudut planet ini.
Dia kemudian menggambarkan pandemi ini sebagai
"peringatan," mengatakan bahwa itu telah memberi WHO kesempatan untuk
belajar bagaimana menanggapi keadaan darurat seperti itu dengan lebih baik.
"Kita perlu bertindak bersama; kita perlu bersiap untuk
sesuatu yang mungkin lebih parah di masa depan," imbaunya seperti dikutip
dari Russia Today, Rabu (30/12/2020).
Baca Juga:
Sri Mulyani Sampaikan Perkembangan Perekonomian Indonesia 10 Tahun Terakhir
Ryan menjelaskan bahwa planet ini rapuh. "Kita hidup
dalam masyarakat global yang semakin kompleks, dan tren ini akan terus
berlanjut," imbuhnya.
Ketika berbicara tentang vaksin, Ryan meramalkan bahwa
vaksinasi massal kemungkinan besar akan menurunkan virus menjadi ancaman
tingkat rendah lainnya. Ia mencontohkan polio dan campak, penyakit yang bisa
dikendalikan dengan bantuan vaksin.
Dia menambahkan, bagaimanapun, bahwa vaksin tidak dapat
menjamin bahwa penyakit menular akan dimusnahkan atau diberantas.
Komentar itu muncul ketika strain mutan baru COVID-19
ditemukan awal bulan ini di Inggris dan Afrika Selatan (Afsel) yang telah
menyebar ke lebih dari selusin negara.
Kata-kata Dr. Ryan dibenarkan oleh kepala WHO Tedros Adhanom
Ghebreyesus, yang telah memperingatkan bahwa lebih banyak masalah diperkirakan
terjadi di tahun mendatang, mengacu pada varietas baru COVID-19. Ia mengatakan
WHO bekerja sama dengan para ilmuwan di seluruh dunia untuk lebih memahami
setiap perubahan virus.
Minggu ini tepat setahun sejak WHO mengetahui kasus
pneumonia dengan penyebab yang tidak diketahui di kota Wuhan di China, yang
kemudian ditemukan sebagai COVID-19. Virus ini telah menginfeksi lebih dari 81
juta orang dan membunuh lebih dari 1,7 juta orang. [qnt]