WahanaNews.co | Otoritas Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) khawatir usai munculnya infeksi jamur super kebal yang melanda sejumlah fasilitas kesehatan.
Rupanya jamur candida auris menyebar dengan kecepatan tinggi di berbagai fasilitas kesehatan AS terutama 2020 dan 2021.
Baca Juga:
PLN dan Pelestarian Lingkungan: Langkah Dukung Kualitas Hidup Manusia
Bahkan CDC melaporkan, terdapat 2.377 kasus infeksi jamur Candida auris pada 2022. Ini merupakan kenaikan dari 1.471 kasus pada 2021.
Dikutip dari BBC, orang sehat tidak akan mengalami infeksi Candida auris. Namun, risikonya lebih tinggi jika seseorang dirawat di rumah sakit untuk waktu yang lama (pasien) atau jika Anda berada di panti jompo.
Pasien yang berada dalam perawatan intensif jauh lebih mungkin terkena infeksi Candida auris, menurut CDC.
Baca Juga:
PLN Siap Jadi Agen Perubahan dalam Pelestarian Lingkungan Indonesia
Lalu apa itu jamur Candida auris?
Jamur Candida auris (C. auris) yang kebal obat-obatan baru ditemukan sekitar 15 tahun yang lalu, tapi sudah menjadi salah satu mikroba yang paling ditakuti di rumah sakit. Sebab jamur tersebut kebal terhadap obat-obatan.
Kalau jamur itu masuk ke dalam tubuh, jamur alias fungus sejenis ragi ini dapat memengaruhi aliran darah, sistem syaraf, dan berbagai organ dalam.
Jamur Candida auris (C. auris) adalah ragi, keluarga fungus yang beranggotakan spesies yang sangat membantu manusia dalam berbagai aktivitas seperti pembuatan roti dan bir, tapi juga mempunyai spesies yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.
Salah satu contoh yang paling umum adalah Candida albicans, yang menyebabkan sariawan, tetapi juga dapat memicu infeksi yang lebih parah.
Candida auris pertama kali ditemukan di lubang telinga seorang pasien di Rumah Sakit Geriatri Metropolitan Tokyo pada 2009, yang menginspirasi namanya - auris adalah bahasa Latin untuk telinga.
[Redaktur: Zahara Sitio]