WahanaNews.co | Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tak memiliki bukti bahwa virus cacar monyet telah bermutasi.
Kepala sekretariat cacar dari Program Darurat WHO Rosamund Lewis mengatakan penyakit menular yang mewabah di Afrika barat dan tengah cenderung tak berubah.
Baca Juga:
Banyak Warga Israel Masuk RS, Ini Fakta-fakta Serangan Virus Mematikan West Nile
Seperti dilansir Reuters pada Senin (23/5), Lewis juga mengatakan kemungkinan mutasi virus tersebut rendah. Namun, urutan genom kasus diperkirakan membantu pemahaman informasi mengenai wabah tersebut.
Sehingga, pakar kesehatan masih memperhatikan kemungkinan mutasi yang bisa membuat virus lebih mudah menular atau parah.
Pemimpin penyakit dan zoonosis WHO dan pemimpin teknis COVID-19 Maria van Kerkhove mengatakan lebih dari 100 kasus yang diduga dan diduga terjadi Eropa dan Amerika Utara beberapa waktu lalu belum parah.
Baca Juga:
Demam Lassa Menyebabkan 156 Kematian di Nigeria dalam Empat Bulan Terakhir
"Ini adalah situasi yang dapat dikendalikan," khususnya di Eropa, kata Maria van Kerkhove.
"Tapi kita tidak bisa mengabaikan apa yang terjadi di Afrika, di negara-negara endemi."
Berdasarkan WHO, wabah itu tidak biasa karena bersikulasi secara tidak teratur di banyak negara. Para ilmuwan sedang berusaha memahami asal usul kasus dan apakah ada yang berubah tentang virus tersebut.