WahanaNews.co |
Frans Manalu (40), pemilik usaha pencucian mobil di Jalan Ipik Gandamanah, Kabupaten
Purwakarta, Jawa Barat, ditemukan dalam kondisi tewas di daerah Jonggol,
Kabupaten Bogor.
Kabar tersebut diterima
keluarga Frans dari pihak Polres Purwakarta, Rabu (16/6/2021).
Baca Juga:
Kisruh di Deli Serdang: 33 Oknum TNI Diduga Serang Warga, Komisi I DPR Desak Proses Hukum
"Ya, pihak keluarga menerima
informasi temuan jenazah Frans itu dari kepolisian. Namun, kami sama sekali
tidak diberitahu lokasi tepatnya jenazah ditemukan. Hanya disebutkan, di daerah
Jonggol," kata Juanda Sihombing, paman dari Frans Manalu, saat dihubungi WahanaNews melalui sambungan telepon,
Kamis (17/6/2021).
Ia melanjutkan, demi
kepentingan pengusutan tewasnya Frans, jenazah ayah beranak dua itu kini berada
di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, untuk menjalani proses otopsi.
"Proses otopsi masih berjalan.
Tapi, pihak keluarga sudah mengidentifikasi jenazahnya, dan memang benar itu
Frans Manalu," kata Juanda.
Baca Juga:
Viral, Oknum TNI Acungkan Pistol di Rumah Ketua Bappilu Gerindra Sulsel
Disebutkannya, Frans saat ini
tercatat sebagai salah satu saksi kunci dari perkara pengeroyokan.
Perkara yang ditangani Polres
Purwakarta itu diduga melibatkan seorang pengusaha tambak ikan di Jatiluhur,
Purwakarta, bernama Rasta, dan 4 oknum anggota TNI AL.
Menurut Juanda, berdasarkan informasi
dari pihak kepolisian, para terduga pelaku pengeroyokan itu sudah diamankan.
"Rasta ditangkap pada Rabu
(16/6/2021) subuh dan ditahan di Polres Purwakarta. Sementara 4 oknum TNI AL
ditangkap Rabu (16/6/2021) siang, dan diamankan di Puspomal, Kelapa Gading,
Jakarta Utara," katanya.
Berdasarkan hal itu, lanjutnya,
wajarlah bila keluarga menduga, tewasnya Frans Manalu pun masih berkaitan dengan
statusnya sebagai salah satu saksi kunci dari perkara yang tengah melibatkan
pihak-pihak tersebut.
"Apalagi, menurut keterangan
saksi mata, yakni rekan kerjanya di tempat pencucian mobil, almarhum keponakan
saya itu terakhir diketahui dijemput Rasta dan 4 oknum TNI AL tersebut pada
tanggal 29 Mei 2021, antara pukul 16.00 - 17.00 WIB," kata Juanda lagi.
Kronologi versi Keluarga
Tewasnya Frans Manalu,
menurut Juanda, diduga berkaitan dengan peristiwa yang terjadi pada bulan Maret
2021.
Kala itu, ketika Frans sedang
berada di tempat usahanya, pencucian mobil Tri Jaya di Jalan Ipik Gandamanah,
Purwakarta, datanglah seseorang yang belakangan diketahui bernama Ade, sopir
dari Rasta, pengusaha tambak ikan di Jatiluhur.
Ia bermaksud mencuci mobil
majikannya itu di sana. Ade pun meninggalkan mobil tersebut beserta kuncinya,
lalu pergi.
Selesai dicuci, Frans
menyimpan mobil itu sedikit ke pinggir jalan.
Selang satu jam kemudian, Ade
kembali datang, bermaksud mengambil mobil. Dan, ternyata, mobil sudah lenyap,
tak ada lagi di tempatnya tadi diparkir.
"Ade segera melaporkan
kejadian tersebut ke pihak kepolisian," kisah Juanda.
Singkat cerita, perkara itu
tak berlanjut setelah Rasta, selaku pemilik mobil, mendapatkan ganti rugi dari
pihak asuransi, antara Rp 75-85 juta.
"Namun, sepertinya, Rasta
masih memendam kekesalan terhadap sang sopir, Ade. Bahkan, menurut informasi,
ia memegang bukti berupa surat pernyataan kesanggupan Ade mengganti kerugian
atas hilangnya mobil tadi," papar Juanda.
Pada 29 Mei 2021, sekitar jam
16.00 - 17.00 WIB, Rasta bersama 4 oknum TNI AL datang "menjemput" Frans ke
tempat pencucian mobil.
Frans kemudian dibawa ke
Wisma Atlet Dayung di Jatiluhur, Purwakarta, dan di sanalah ia melihat Ade menjadi
korban pengeroyokan hingga babak belur.
"Sejak saat itu, Frans pun tak
pernah diketahui lagi keberadaannya," kata Juanda.
Ade kemudian diketahui
melaporkan peristiwa pengeroyokan terhadap dirinya di Wisma Atlet Dayung tadi
ke Polres Purwakarta.
Laporan Ade itu diketahui
setelah keluarga, pada Jumat (11/6/2021), mendapat surat panggilan bagi Frans
Manalu untuk dimintai keterangan sebagai saksi oleh penyidik Polres Purwakarta.
Pada surat itu, Frans diundang
hadir ke Polres Purwakarta pada Senin (14/6/2021).
"Karena Frans sudah lama
tidak diketahui keberadaannya, maka yang memenuhi panggilan itu adalah ayah
kandungnya, Jonisah Manalu, sekaligus membuat laporan terkait hilangnya sang
anak," kata Juanda.
Dan, Rabu (16/6/2021), keluarga
mendapat informasi dari pihak kepolisian soal penangkapan Rasta serta 4 oknum
TNI AL, juga tentang penemuan jenazah Frans Manalu di daerah Jonggol.
"Keluarga juga mendapat telepon
dari pihak Puspomal untuk izin melakukan otopsi terhadap jenazah Frans," ujar
Juanda.
Kini, lanjutnya, pihak
keluarga menunggu hasil otopsi tersebut, dan mengharapkan adanya keterbukaan
terkait tewasnya Frans Manalu.
"Kalau memang betul ada
keterlibatan 4 oknum anggota TNI AL, kami tentunya sangat prihatin. Sebagai
orang yang sepenuhnya dilatih untuk membela dan melindungi seluruh warga
negara, kok tega-teganya 4 oknum itu malah
berbuat sebaliknya," cetus Juanda.
"Soal motif, kami kira keempat
oknum itu tidak punya masalah apa-apa dengan Frans. Dan, berdasarkan
kronologinya, kami kira Rasta yang paling mengetahui segalanya," imbuhnya.
Sejauh ini, WahanaNews masih mencoba menghubungi
pihak Polres Purwakarta dan Puspomal.
Namun, hingga berita ini
hendak ditayangkan, WahanaNews belum
berhasil mendapatkan tanggapannya. [yhr]