WahanaNews.co, Bandung - Polisi terus melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus seorang siswi kelas 6 SD di Kota Bandung yang menjadi korban pemerkosaan dan dijual kepada 22 pria.
Saat ini, pihak kepolisian sedang berupaya mengejar satu pelaku lainnya yang diduga terlibat dalam peristiwa pemerkosaan terhadap anak perempuan berusia 12 tahun tersebut.
Baca Juga:
Polresta Barelang Tangkap Tersangka TPPO dan Gagalkan Pengiriman PMI Ilegal Melalui Pelabuhan Internasional Batam
"Kami masih memburu satu pelaku lain yang merupakan jejaring pertemanan dengan dua tersangka. Pelaku ini diduga ikut menyetubuhi korban," kata Kasatreskrim Polrestabes Bandung Kompol Agta Bhuwana Putra, melansir detikJabar, Jumat (22/12/2023).
Namun, Agta belum dapat memberikan rincian mengenai identitas dan peran pelaku tambahan tersebut. Ia menyatakan perlunya mendapatkan keterangan lebih lanjut dari korban sebagai langkah untuk memperkuat bukti yang telah diperoleh oleh penyidik kepolisian.
"Kami akan mengambil keterangan dari berbagai pihak, termasuk korban. Kami menunggu kondisi korban untuk dapat memberikan keterangannya, setelah itu kami akan menyelidiki lebih lanjut dan menentukan status tersangka," ujarnya.
Baca Juga:
Resmob Polda Sulut Tangkap Tiga Terduga Pelaku Perdagangan Orang di Manado
Perlu dicatat, kasus hilangnya siswi kelas 6 SD selama 3 pekan akhirnya menemui titik terang. Siswi tersebut berhasil ditemukan di sebuah apartemen setelah dilaporkan menghilang sejak 28 November 2023.
Setelah polisi bergerak, dua pria yaitu DF (24) dan AD (18) ditangkap dan ditetapkan menjadi tersangka. Keduanya yang mendalangi aksi tersebut, bahkan tega menjual korban sebanyak 22 kali ke pria hidung belang dengan tarif Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu.
Kasus ini jadi sorotan publik, dan jadi perhatian DPRD Bandung hingga KPAI.
Salah satu sorotan itu datang dari Ketua Komisi D DPRD Kota Bandung, Aries Supriyatna. Sebagai sosok orang tua, ia mengaku kaget dan ikut takut. Aries merasa prihatin kasus ini bisa terjadi.
"Itu miris ya, ngeri sekali. Nangis saya bacanya. Saya sebagai orang tua merasa miris, sedih, dan takut sekali. Karena titik pangkalnya anak jadi korban dari kepolosan dan ketidaktahuan mereka. Jadi korban pergaulan buruk," ucapnya dilansir detikJabar, Kamis (21/12/2023).
Aries mengekspresikan kekecewaannya terhadap orang tua yang masih cenderung mengabaikan tanggung jawab pengawasan terhadap anak-anak mereka.
Menurutnya, anak-anak adalah amanah yang perlu mendapatkan pendidikan dan pemantauan yang baik, terutama karena mereka yang masih di bawah umur membutuhkan perhatian dan kasih sayang.
Sementara itu, Ai Maryati Solihah, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), memastikan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan kasus ini.
Namun, ia menekankan bahwa diperlukan waktu untuk menyelidiki motif di balik peristiwa ini dan memberikan penanganan intensif yang sesuai.
"Saya sudah koordinasi dengan UPTD Jabar, syukur anak saat ini sudah dalam perlindungan. Kami terus monitor situasi kesehatan dan mentalnya, memang benar ini TPPO dan beberapa hasil penyelidikan disampaikan keterangan sangat miris ada puluhan (pria). Kita ingin sampaikan TPPO ini berujung kekerasan dan eksploitasi seksual. Kami terus koordinasi dengan polisi dan keluarga sesegera mungkin dan kami perlu waktu," bebernya, saat bicara dalam webinar 'Catatan Akhir Tahun Situasi Anak dan Pemenuhan Hak Anak Sepanjang Tahun 2023', Kamis (21/12/2023).
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]