WahanaNews.co, Jakarta | Seorang remaja perempuan berinisial KS (17) tega menghabisi nyawa ayah kandungnya, Syafrin (55).
Syafrin, seorang bos perabotan di Duren Sawit, Jakarta Timur, ditemukan tewas di toko miliknya.
Baca Juga:
Wisatawan Indonesia Meningkat Tajam, 731 Ribu Perjalanan ke Luar Negeri di Oktober 2024
Jasad Syafrin ditemukan dalam kondisi mengenaskan pada Jumat malam (21/6/2024).
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menjelaskan bahwa korban tewas akibat ditusuk pisau dapur oleh KS.
Selain membunuh ayah kandungnya, melansir Tribunnews, Selasa (25/6/2024), berikut adalah empat kekejaman lainnya yang dilakukan oleh KS:
Baca Juga:
Bukan Awan Biasa, BMKG Klarifikasi Fenomena Langit Jakarta yang Memukau
1. Sering Menggasak Uang Ayahnya
Ketua RW 03 Pondok Bambu, Komarudin, mengungkapkan bahwa jauh sebelum pembunuhan terjadi, KS sering terlibat pertengkaran dengan ayahnya.
"Menurut keterangan karyawannya, sering terjadi cekcok antara anak dan bapaknya karena uang Rp2 juta atau Rp3 juta milik Syafrin sering dibawa anaknya," kata Komarudin di Jakarta Timur, Senin (24/6/2024).
Tidak diketahui pasti untuk apa uang tersebut digunakan, namun berdasarkan informasi sementara, setelah mendapatkan uang, KS akan meninggalkan kios perabotan untuk sementara waktu.
Setelah uang habis, KS kembali pulang, yang membuat warga sekitar heran dengan tingkah lakunya karena terlihat tidak peduli dengan ayahnya. Terlebih, Syafrin sedang menjalani perawatan jalan karena penyakit paru-paru yang dideritanya, dan tampak kurus akibat sakit tersebut.
"Kalau sudah habis duit, dia balik lagi. Menurut karyawan dan pedagang di situ, kadang anak perempuan Syafrin suka menginap, kadang keluar tiga hari sampai seminggu tidak pulang," ujarnya.
Komarudin menambahkan bahwa meski kedua anak tersebut seharusnya masih berstatus pelajar, mereka sudah tidak bersekolah.
Namun, pengurus lingkungan tidak mengetahui penyebab pasti kedua anak Syafrin putus sekolah, karena korban baru dua bulan terakhir menyewa kios di RW 03 Pondok Bambu. Data kependudukan menunjukkan bahwa Syafrin masih tercatat sebagai warga Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
"Kabarnya anak-anaknya sudah tidak sekolah. Saya tidak mengenal persis karena almarhum baru dua bulan tinggal di sini. Tapi karyawannya itu selama dua bulan ikut bersama almarhum," tuturnya.
2. Cuci Pisau Bekas Tusuk Ayah
KS mencoba menghilangkan jejak setelah menghabisi nyawa ayah kandungnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengungkapkan bahwa pelaku mencuci pisau setelah membunuh korban.
"Pisau dapur itu diambil dari dapur, lalu digunakan untuk menikam korban. Setelah melawan, pelaku menikam dua kali lagi, kemudian mencuci pisau tersebut," kata Ade Ary kepada wartawan, Senin (24/6/2024).
Ade Ary menjelaskan bahwa penyidik kini telah menyita pisau tersebut sebagai barang bukti dan memeriksanya di laboratorium forensik.
"Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa darah yang ada di pisau itu memang darah korban," jelasnya.
Sementara itu, polisi masih menunggu hasil pemeriksaan terkait ada tidaknya DNA pelaku di tubuh korban.
"Yang masih dalam proses adalah apakah ada DNA tersangka di tubuh korban, terutama di tangannya. Karena menurut pengakuan tersangka, korban sempat melawan dan mencakar lengan kanan tersangka," ujar Ade Ary.
3. Pergi ke Minimarket Setelah Bunuh Ayah
Menurut warga, tiga hari sebelum jasad Syafrin ditemukan KS sempat mondar-mandir di area kios perabot.
Komarudin mengatakan pada malam Syafrin terakhir terlihat itu KS terpantau empat kali keluar masuk kios dan menuju minimarket di sekitar lokasi kejadian.
"Ada warga yang melihat sekitar empat kali keluar masuk kios terus pergi ke minimarket. Tapi enggak tahu untuk apa," kata Komarudin.
Kala itu warga tak curiga karena sejak dua bulan terakhir Syafrin menyewa kios, KS dan seorang adik perempuannya yang berusia 15 tahun memang tinggal bersama di lokasi.
Mereka juga tidak curiga karena saat kejadian tak terdengar suara gaduh atau keributan dari kios tempat Syafrin, sehingga menganggap keberadaan KS sebagai hal normal.
4. Bawa Kabur Barang Berharga Korban
KS ternyata juga mencuri motor dan handphone (HP) milik korban.
"Saat meninggalkan TKP, tersangka mengambil HP dan motor milik korban," kata Ade Ary Syam Indradi.
Ade Ary menjelaskan bahwa penyidik masih mencari motor dan HP korban yang dicuri oleh pelaku.
"Saat ini belum diamankan. KS mengklaim HP-nya ada di dalam motor, namun sebenarnya disita dari dia. Jadi, dia mengambil barang-barang tersebut. KS sendiri bekerja sebagai pengamen dan anak punk," tambahnya.
KS membunuh ayah kandungnya karena merasa sakit hati terhadap perlakuan korban.
"Alasan tersangka KS melakukan penusukan dan pembunuhan terhadap ayah kandungnya adalah karena sakit hati," kata Ade Ary.
Kepada polisi, KS mengaku sering dimarahi dan dituduh mencuri barang milik korban. Bahkan, KS mengaku pernah dipukul dan disebut sebagai anak haram oleh ayahnya.
"Karena sering dimarahi, kadang dipukul, dituduh mengambil barang milik korban, bahkan pernah disebut anak haram oleh korban. Ini berdasarkan keterangan tersangka," ungkap Ade Ary.
Namun, Ade Ary menegaskan bahwa penyidik masih mencocokkan pengakuan KS dengan keterangan saksi dan bukti yang ditemukan.
"Tentunya, keterangan tersangka harus dicocokkan dengan barang bukti, keterangan saksi, serta alat bukti lainnya," ujarnya.
[Redaktur: Elsya TA]