WahanaNews.co |
Heboh penemuan mayat dikubur dengan posisi duduk di bawah lantai, di rumah kontrakan
Jalan Kopral, Sawangan, Depok, akhirnya terungkap. Korban yang tewas
mengenaskan bernama Dendi (30). Pembunuhnya dia adalah adik kandungnya sendiri,
Juan (20).
Baca Juga:
3 Pria Babak Belur Dikeroyok di Depok, TNI Turun Tangan
Kapolrestro Depok, Kombes Azis Andriansyah, mengatakan Juan
membunuh Dendi pada Sabtu (14/11). Motifnya adalah kesal terkait pernikahan.
"Alasannya adalah cekcok atau pertengkaran berkaitan dengan
rencana pernikahan," ujar Azis, Kamis (19/11).
Azis mengatakan Juan telah memiliki pacar dan hendak
menikah. Namun, dia tidak enak melangkahi abangnya. Juan kemudian menyarankan
kakaknya untuk segera cari pacar dan menikah. Ternyata, saran dari Juan itu
membuat Dendi tersinggung.
Baca Juga:
Tegur Parkir, Tiga Pria Dikeroyok di Depok
"Dari situlah sejak dua bulan terakhir kakaknya kerap
marah," kata Azis.
Juan dan Dendi ini merupakan pedagang bakso keliling.
Menurut Azis, berdasarkan pengakuan Juan, Dendi kerap memarahi adiknya itu
dengan hal sepele. Misalnya, saat bakso dagangan sepi dan salah mencampurkan
adonan bakso. Marahnya itu hingga membentak dan membuat Juan sakit hati.
Juan merencanakan pembunuhan Dendi sejak tiga minggu lalu.
Namun, baru terlakana pada 14 November 2020.
Pada saat itu, mereka usai berdagang dan pulang ke
kontrakan. Seperti diketahui, keduanya kakak beradik ini merupakan warga Gunung
Pongkor, Bogor.
Saat sampai rumah, Dendi tidur terlebih dahulu. Azis tak
menyebut jam berapa waktu kejadian. Namun usai Dendi tidur, Juan menuju ke
dapur mengambil tabung gas 3 kilogram yang kosong. Juan menghantam kepala
abangnya itu hingga tewas.
Di hadapan polisi, Juan tak hanya menghantam kepala
abangnya. Dia juga memukul bagian kelamin abangnya sebanyak tiga kali.
"Saya sikut di bagian kelaminnya 3 kali dan saya bekap pakai
bantal. Untuk memukulnya saya menggunakan tabung gas tiga kilogram," kata Juan.
Dendi tewas seketika. Juan panik. Dia kemudian langsung
menghubungi temannya. Belum diketahui siapa teman Juan yang dimaksud.
Juan kemudian mencari cara menghilangkan jejak. Dia kemudian
memiliki ide untuk memecah salah satu keramik di kamar kontrakan itu dan menguburkan
abangnya di bawah keramik tersebut.
Dibantu temannya, dia menggali tanah di bawah keramik itu
keesokan harinya. Untuk mengelabui penghuni kontrakan lain terhadap bunyi
bising proses penggalian, Juan menyetel musik kencang.
"Habis Magrib, saya dengerin musik, saya kencengin
suaranya," kata Juan.
Juan kemudian memasukkan jasad abangnya dengan posisi
membungkuk terlipat ke dalam lubang dengan kedalaman 1,5 meter dan lebar hanya
40 centimeter.
Juan kemudian hendak menutup galian itu dengan keramik.
Tapi, dia lupa keramik yang sebelumnya sudah hancur dibobok. Walhasil dia
membeli keramik dengan warna dan motif berbeda demi menutup bekas galian itu.
Keesokan harinya, pada 16 November 2020, Juan memutuskan
bergegas pergi dari kontrakan itu. Dia meninggalkan jasad abangnya di dalam
kontrakan. Juan lari ke rumah orang tuanya di Gunung Pongkor. [dhn]