WAHANANEWS.CO, Jakarta - Tragedi penembakan remaja di Belawan oleh Kapolres Pelabuhan Belawan nonaktif AKBP Oloan Siahaan terus menuai perhatian publik.
Penanganan kasus ini kini ditangani langsung Mabes Polri usai tim gabungan yang dipimpin Irwasda Polda Sumut, Kombes Nanang Masbudi, menyerahkan seluruh hasil penyelidikan.
Baca Juga:
Pernyataan Kompolnas Soal Kapolres Tembak Pemuda Tawuran di Belawan Dikritik Hinca Pandjaitan
"Kan sama seperti yang disampaikan Pak Choirul Anam. Kalau hasil penyelidikan kita, kita serahkan ke Mabes Polri," ujar Kombes Nanang, Kamis (26/6/2025), ketika ditanya soal perkembangan kasus tersebut.
Sebelumnya, Komisioner Kompolnas Choirul Anam mengungkap adanya dugaan pelanggaran prosedur oleh AKBP Oloan Siahaan saat meletuskan tembakan yang menewaskan remaja bernama Muhammad Syuhada (15).
"Apakah ancamannya level 10 atau baru level 5 dan tindakannya setara 10, kita belum mengetahui. Tapi dugaan kuatnya adalah, ancaman yang dibaca Pak Kapolres tidak sesuai dengan SOP," tegas Anam.
Baca Juga:
Kapolres Belawan Dipatsus Buntut Tembak Pemuda Tawuran di Tol Belmera
Kompolnas menelusuri kejadian ini sejak Selasa (6/5/2025).
Mereka menemukan lokasi penembakan memang sedang terjadi tawuran brutal, dengan senjata tajam dan pelemparan batu ke mobil yang lewat di tol Belawan.
Kaca mobil petugas Jasa Marga bahkan pecah karena serangan itu. Beberapa menit sebelum penembakan, kendaraan dinas pun turut dilempari.
Namun, penilaian terhadap keputusan menembak tetap berada di bawah kajian ahli forensik dan laboratorium digital.
"Detail peristiwa ini direkam, tapi tidak bisa diurai dengan mata telanjang. Harus melalui laboratorium forensik," jelas Anam.
Selain aspek hukum, Anam juga menyoroti faktor sosial dan peredaran narkoba di kawasan Belawan sebagai pemicu berulangnya bentrokan.
"Dua hari setelah korban meninggal, tawuran kembali terjadi. Bahkan Kapolsek Belawan AKP Ponijo kena luka di hidung dan wajahnya," ungkapnya.
Korban penembakan, Muhammad Syuhada, tewas usai peluru menembus perutnya. Seorang remaja lainnya, berinisial B (17), masih dirawat karena luka tembak di tangan.
Berdasarkan keterangan Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan, penembakan terjadi saat Kapolres Oloan mencoba membubarkan massa yang melempari mobil dan menyerangnya dengan kembang api serta senjata tajam.
"Kapolres melakukan diskresi menembak para masyarakat tersebut," kata Whisnu.
Peristiwa ini membuka kembali rekam jejak AKBP Oloan Siahaan yang pernah tersandung kasus uang narkoba pada 2022.
Saat itu, ia dicopot dari jabatannya sebagai Kasat Res Narkoba Polrestabes Medan setelah mengakui menerima Rp166 juta dari jaringan narkoba.
Meski sempat terpuruk, Oloan kembali menduduki berbagai jabatan penting, termasuk menjadi Kapolres di dua wilayah berbeda.
Kini, namanya kembali terseret dalam sorotan tajam publik dan proses hukum.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]