WahanaNews.co | Kadiman kaget bukan kepalang. Ancaman
pemerasan yang ia terima dari seseorang lewat
pesan
WhatsApp
(WA) itu
ternyata serius.
Tadinya,
ia menganggap bahwa ancaman penculikan dan pemerasan uang senilai Rp 400 juta
tersebut hanyalah candaan anaknya.
Baca Juga:
Pertama di Jabar: Kejari Bandung Ajukan Pencabutan Status Ayah Pelaku Kekerasan
Ia mengabaikan
WA tersebut, dan membalasnya
dengan candaan.
Kini,
sang anak, Fathan Ardian Nurmiftah
(18), ternyata ditemukan telah meninggal dunia dalam keadaan mengenaskan.
"Ada WA (WhatsApp)
dari nomor Fathan dengan nada ancaman, Senin pagi," kata Kadiman, saat ditemui di rumah duka, Perumahan Dinas Peruri, Kecamatan Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat, Kamis (14/1/2021).
Baca Juga:
Survei Indikator: Elektabilitas Dedi Mulyadi-Erwan Unggul di Pilgub Jabar
Namun,
Kadiman mengaku, ia bersama
istrinya mencoba untuk tenang dan menganggap ancaman yang diberikan merupakan
candaan dari Fathan.
"Lalu,
istri saya membalasnya,
dan bilang itu candaan," katanya.
Kadiman kemudian berinisiasi untuk mencari Fathan.
Sebelum hilang, Fathan
pamit untuk menginap ke salah satu temannya, Aji, Minggu (10/1/2021) sore. Aji
memang dikenal sebagai teman akrabnya.
"Tapi,
ternyata,
Fathan tidak pernah datang ke rumah Aji," kata dia.
Kadiman mengaku langsung melaporkan hal itu ke kantor Polisi.
Namun,
beberapa hari kemudian,
tersiar kabar ada penemuan mayat di daerah Cilamaya Kulon.
Malamnya,
Kadiman dan keluarga datang ke RSUD Karawang untuk memastikan jenazah yang ditemukan
warga tersebut.
Hasilnya pun mengejutkan. Jenazah
itu adalah Fathan, anaknya yang masih kuliah di Telkom University Bandung.
Penemuan Mayat
Warga Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, digemparkan dengan penemuan sesosok mayat pria.
Mayat tersebut ditemukan dalam kondisi terbungkus plastik dan
dililit bed cover di sebuah tersier
sawah Dusun Kesemek, Desa Bayur Kidul, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang.
Korban yang
diduga keras akibat
pembunuhan itu diyakini
adalah Fathan Ardian Nurmiftah, mahasiswa Telkom University Bandung, Jawa
Barat.
Korban dipercaya Fathan, setelah keluarganya, yang didamping Polres Karawang, mendatangi kamar jenazah RSUD.
Kardiman,
ayah korban,
dan keluarganya,
meyakini,
jasad yang terbujur kaku tersebut merupakan anaknya.
Ia pun tak kuasa menahan sedih ketika melihat ciri-ciri jasad
tersebut persis dengan anaknya.
"Udah tadi,
kami dampingi," kata Kasat Reskrim Polres Karawang, AKP Oliestha Ageng Wicaksana, saat dihubungi wartawan, Rabu (13/1/2020).
Oliestha mengatakan, keluarga meyakini korban merupakan salah
satu anggota keluarganya yang dikenal. Hal
itu terlihat dari ciri-ciri khusus jenazah.
"Seperti dari celananya, kawat gigi, tahi lalat, gigi yang
patah,
dan sebagainya," ujarnya.
Polisi sendiri masih memburu pelaku pembunuhan Fathan.
"Kita masih memburu pelakunya," katanya.
Sebelumnya,
akun Facebook, Den'ss
Adema,
mengunggah korban dugaan penculikan terhadap seorang pria di grup facebook Info
Seputar Karawang.
Dalam postingannya, ia menyebutkan, seorang pria bernama Fathan Ardian, warga Telukjambe, telah hilang tanpa kabar, sejak Minggu (10/1/2020).
Selang tiga hari, jasad Fathan justru ditemukan terbujur kaku oleh dua orang pemuda
yang tengah lari pagi di tengah tersier sawah di Desa Bayur Kidul, Kecamatan
Cilamaya Kulon.
Jasadnya ditemukan dengan tangan dan kaki terikat serta duduk
dan badan seperti membungkuk, dibungkus plastik merah dan dililit sarung serta bed cover.
Di Mata Teman
Di mata teman-temannya, Fathan dikenal sebagai pribadi yang mudah bergaul.
"Dia itu orangnya mudah bergaul, dan orangnya murah senyum.
Gampang banget dia lempar senyum ke orang," kata Bayu Pramudhia (19), saat ditemui wartawan di rumah duka, Kecamatan Telukjambe Timur, Kamis (14/1/2020).
Bayu mengenal Fathan sejak duduk di bangku SMA 3 Karawang. Korban dikenal sebagai orang yang jago main bolavoli. Bahkan menjabat sebagai ketua ekstrakurikuler
olahraga bola voli.
"Dia ketua di ekskul dan saya wakilnya. Dia itu orangnya
memang aktif saat sekolah. Dia juga pengurus OSIS dan saat perpisahan sekolah
juga dia itu yang menjadi ketua panitianya," ujarnya.
Sejak lulus SMA, Bayu dan Fathan mendirikan komunitas podcas
bernama Taiko dan
empat sahabat lainnya.
Sementara itu,
Panji Mayza Perdana mengaku mengenal Fathan di dunia teater Merah Putih, yang merupakan ekstrakurikuler SMA.
"Dia memang bukan anggota ekskul teater. Tetapi setiap ada
kegiatan,
dia itu aktif membantu kami.
Dia sering bermain musik dari gendang," kata
Panji,
pelatih teater.
Fathan,
mahasiswa Semester
III Telkom University Bandung,
itu ditemukan tewas di persawahan wilayah Cilamaya. Jasadnya terbungkus plastik dan dililit sarung dan bed cover.
Fathan pun sempat dinyatakan hilang oleh keluarga, dengan dugaan penculikan di Minggu (10/1/2020).
Keluarga meyakini jasad tersebut Fathan setelah melihatnya saat datang
ke kamar jenazah
RSUD, dan memastikannya dengan ciri-ciri fisik Fathan.
Setelah memastikan, jenazahnya Fathan pun segera disemayamkan
dan dikuburkan keluarga pada dini hari tadi. [dhn]