WAHANANEWS.CO, Jakarta - Peristiwa mengenaskan kembali terjadi dan menyentak kesadaran publik tentang betapa rawannya keamanan di ruang-ruang publik.
Seorang perwira TNI AL, Letda Laut (PM) Abu Yamin, jadi korban kebrutalan sekelompok preman di Terminal Arjosari, Malang.
Baca Juga:
Siaga Merah di Kualanamu: Ancaman Bom Guncang Bandara, Jemaah Haji Dievakuasi
Aksi brutal yang terekam kamera ini langsung viral, mengundang respons keras dari aparat dan menimbulkan ketegangan di lokasi.
Letda Abu Yamin babak belur setelah dikeroyok enam orang preman yang diduga merupakan juru panggil penumpang (jupang) liar.
Kejadian tragis itu berlangsung pada Kamis (26/6/2025) malam, sekitar pukul 19.30 WIB, tepat di jalur keberangkatan bus terminal.
Baca Juga:
Papua Memanas: TNI Dituduh Siksa Warga Sipil, Koalisi HAM Ungkap Fakta Mengejutkan
Korban mengalami luka serius di bagian wajah dan kepala, hingga tak sadarkan diri dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA).
Video pengeroyokan memperlihatkan Letda Abu Yamin yang mengenakan jaket biru dan membawa tas ransel tiba-tiba diserang brutal oleh lima hingga enam orang.
Suasana terminal mendadak ricuh. Sejumlah kru bus sempat mencoba melerai, namun kewalahan menghadapi keganasan para pelaku.
Tiga pelaku berhasil ditangkap tak lama setelah kejadian, sementara tiga lainnya masih buron.
Sejumlah prajurit TNI dan petugas dari POM AL (Polisi Militer Angkatan Laut) langsung dikerahkan untuk menjaga lokasi pasca-kejadian.
Warganet pun ramai mengecam dan menyebut Terminal Arjosari sebagai sarang preman.
Kepala Terminal Arjosari, Mega Perwira Donowati, membenarkan insiden tersebut.
“Iya benar, kejadiannya terjadi Kamis malam sekitar pukul 19.30 WIB. Awalnya cekcok, tapi penyebab pastinya masih belum jelas,” ujarnya.
Seorang saksi mata berinisial LE mengaku melihat korban bersimbah darah dan langsung membantu membawanya ke ruang tunggu terminal sebelum menelepon ambulans.
"Saat itu korban masih sadar, tapi tak lama kemudian pingsan," ungkapnya.
Yang mengejutkan, Letda Abu Yamin ternyata dikenal sangat dekat dengan para pedagang kecil di terminal.
Juari, pedagang asongan yang sudah 31 tahun berjualan di sana, mengenang Abu Yamin sebagai sosok rendah hati yang kerap mengajaknya ngopi dan mengingatkan salat berjamaah.
“Orangnya baik sekali. Saya simpan nomornya,” katanya sambil menunjukkan ponselnya.
Juari bahkan mengaku mengenal para pelaku pengeroyokan.
“Mereka masih bersaudara. Satu dari mereka dulu juga pedagang asongan,” jelasnya. Juari percaya para pelaku tahu bahwa korban adalah anggota TNI AL aktif, karena sering nongkrong bersama mereka di terminal.
Saat ini, aktivitas terminal sudah kembali berjalan normal. Namun bayang-bayang teror dan kekhawatiran masih terasa.
Beberapa personel TNI, polisi, dan petugas Kementerian Perhubungan tampak berjaga di sekitar lokasi untuk memastikan keamanan.
Pihak berwenang terus mendalami motif di balik pengeroyokan ini, sementara publik menuntut keadilan bagi Letda Abu Yamin yang menjadi korban kebrutalan di tempat umum.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]