WahanaNews.co, Jakarta - Soal dalih model Meli 3GP dan pemeran film porno lokal lain buatan sutradara Irwansyah, kalau adegan syur yang dilakukan cuma trik kamera saja Polisi angkat bicara.
Selain Meli, pemeran laki-laki Fatra Ardianata juga membantahnya. Polisi menyebut itu adalah hak mereka untuk membantah.
Baca Juga:
Diperiksa Soal Kasus Film Dewasa Lokal, Siskaeee: Deg-degan Sedikit
"Itu hak saksi untuk menyampaikan keterangan seputar apa yang dilihat, didengar dan dialami sendiri terkait dugaan tindak pidana yg terjadi. Keterangan saksi hanya salah satu dari lima alat bukti yang sah sebagaimana pasal 184 KUHAP," kata Direktur Reserse Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Ade Safri Simanjuntak kepada wartawan, Jumat (22/9/2023) mengutip VIVA.
Kata dia, keterangan pemeran sebagai saksi yang telah diambil bakal didalami polisi. Mereka akan koordinasi dengan ahli ITE (informasi dan transaksi elektronik) juga pidana soal keterlibatan para pemeran dalam kasus ini.
Kemudian, lanjut Ade, mereka bakal gelar perkara guna menentukan apakah para pemeran film porno lokal ini akan jadi tersangka atau tidak.
Baca Juga:
Pengakuan Pemeran Film Dewasa Lokal Merasa Ditipu, Polisi Tunggu Saksi Ahli
"Selain kembali memanggil dan memeriksa para saksi yang belum hadir pada pemeriksaan di hari Selasa kemarin, tim penyidik juga akan mengagendakan pemeriksaan para ahli (ITE, Pidana, Pornografi). Baru setelah itu kita akan lakukan gelar perkara untuk memberikan kepastian hukum. Termasuk di dalamnya gelar perkara penetapan tersangka atas dua alat bukti yang sah. Dari gelar perkara nanti, akan ditentukan apakah layak status saksi ditingkatkan menjadi tersangka atas pertimbangan minimal dua alat bukti yang sah," ucapnya lagi.
Sebelumnya diberitakan, Fatra Ardianata, salah satu pemeran laki-laki film porno lokal buatan sutradara Irwansyah, mengaku dicecar 40 pertanyaan oleh penyidik dalam pemeriksaan hari ini sebagai saksi. Usai diperiksa, dia meminta maaf kepada masyarakat Tanah Air karena sudah buat heboh. Dia mengatakan tidak tahu kalau yang dimainkan akhirnya film porno.
Fatra mengklaim awalnya ditawari main film web series. "Adegan syurnya sih sebenernya gimana saya bilangnya. Tidak sevulgar mungkin, cuma daerah-daerah sensitif itu memang tidak ada, itu semua hanya trik-trikan saja," ujar Fatar kepada wartawan, Rabu, (20/9/2023).
Untuk diketahui, polisi menggerebek rumah produksi film dewasa di wilayah Jakarta Selatan (Jaksel) digerebek polisi. Lima orang pelaku dari pemeran sampai produsernya pun dicokok.
"Kemudian dilakukan upaya paksa penangkapan terhadap 5 orang tersangka. Kelima tersangka ini dalam satu rumah produksi. Jadi satu rumah produksi yang kemudian hasil film itu ditransmisikan ke tiga website. TKP (Tempat Kejadian Perkara)-nya ada di tiga wilayah di Jakarta Selatan," tutur Ade.
Dari lima tersangka itu diketahui punya peran berbeda. Laki-laki berinisial I sebagai sutradara, admin website, pemilik hingga produser. Lalu, laki-laki berinisial JAAS berperan sebagai kameramen. Laki-laki berinisial AIS sebagai editor sedangkan laki-laki berinisial AT sebagai sound enginering.
Sementara itu, untuk wanita berinisial SE sebagai sekretaris sekaligus pemeran film dewasa. Menurut dia, sedikititnya masih ada 11 pemeran wanita dan 5 orang pemeran pria yang masih dalam pengejaran. Ada sebanyak 120 judul film dalam website yang dikelola pelaku. Total ada 10 ribu pengguna telah bergabung dan berlangganan dalam website itu dengan tarif paket yang berbeda.
[Redaktur: Alpredo Gultom]