WahanaNews.co | Pria berinisial S (47), warga Desa Mangga'an, Kecamatan Modung, Bangkalan, Jawa Timur berstatus tersangka usai membacok Mohammad Ridhoi (37), Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa (P2KD), pada Kamis (16/3/2023) lalu.
Aksi pembacokan terjadi di Dusun Duwek Buter, Desa Glisgis, Kecamatan Modung, sekitar pukul 09.30 WIB.
Baca Juga:
BKSDA Jatim Evakuasi Buaya Muara Tersangkut Jaring Nelayan di Bangkalan
"Telah kita tangkap pelaku dengan inisial S yaitu pelaku pembacokan terhadap ketua P2KD Desa Mangga'an Kecamatan Modung," kata Kapolres Bangkalan AKBP Wiwit Ari Wibisono, melansir Kompas.com, Sabtu (18/3/2023).
S adalah salah seorang bakal calon kepala desa Mangga'an yang dicoret namanya oleh korban hingga tak ikut dalam kontestasi pilkades.
Wiwit mengungkapkan, Ridhoi dibacok saat hendak mengantarkan anaknya. Ketika Ridhoi itu, S mengayunkan parang ke bagian belakang kepala Rihdoi.
Baca Juga:
Polisi Gerebek Mushola Jadi Gudang Petasan di Bangkalan
"Korban ini sedang mengantarkan anaknya tiba-tiba dari belakang dibacok dengan menggunakan parang. Kepala sobek. Alhamdulillah berhasil ditolong dan masih hidup, sudah membaik kondisinya," ungkap dia.
Ucai membacok, S sempat bersembunyi. Namun, selang beberapa jam dari kejadian pembacokan, S tertangkap.
Adapun motif pembacokan, karena S sakit hati korban mencoret namanya dari calon kepala desa.
Panitia memutuskan S tak lolos dalam verifikasi berkas, karena tidak memenuhi syarat. dia tidak melampirkan surat pemberhentian dari keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang ditandatangani Bupati Bangkalan.
"Motifnya sakit hati, karena tidak diluluskan oleh korban atas hasil verifikasi, karena tersangka ini masih menjadi anggota BPD belum diberhentikan yang dibuktikan dengan surat dari Bupati Bangkalan," ujar dia.
Wiwit berharap dalam kontestasi Pilkades gelombang dua di Kabupaten Bangkalan bisa berjalan dengan lancar dan kondusif.
"Apabila tidak lulus verifikasi atau kalah atau menang, sebaiknya kita tidak berkonflik karena ketika berkonflik kasihan masyarakat. Menang jadi arang kalah jadi abu. Sebaiknya kita jaga kondusivitas bersama,"pungkasnya. [ast/eta]