WahanaNews.co | Seorang nenek disuruh menjaga cucunya yang ternyata sudah meninggal.
Rupanya, ini semua merupakan perbuatan orangtua dari bayi malang berusia 5 bulan itu.
Baca Juga:
Belasan Poket Sabu Disita Polisi dari Kakek Bandar Narkoba di Surabaya
Nenek berinisial ESB asal Surabaya, Jawa Timur, ini diminta untuk menjaga cucunya yang masih berusia 5 bulan.
Kala itu, orangtua bayi tersebut, yakni EA dan RI, beralasan pergi ke Yogyakarta untuk menghadiri sebuah acara, Jumat (24/6/2022).
Akan tetapi, baru beberapa jam menjaga cucunya, nenek itu langsung lapor polisi, Sabtu (25/6/2022).
Baca Juga:
Satlantas Polrestabes Surabaya Mulai Operasikan Kendaraan Listrik untuk Patroli
Kepada polisi, nenek itu mengaku tidak kuat mencium bau busuk dari sang cucu.
Ternyata, cucu dari nenek ESB ini sudah dalam keadaan meninggal sebelum orangtuanya berangkat ke Yogyakarta.
Bayi malang tak berdosa itu meninggal di rumah sang nenek, di Jalan Siwalankerto Tengah, Wonocolo, Surabaya.
Menurut Ketua RT 07, Mashuri, kematian korban diduga sudah diketahui oleh kedua orangtua dan nenek korban.
Hanya saja, kedua orangtua korban sempat berpesan kepada sang nenek untuk tetap merahasiakan informasi kematian si jabang bayi.
Rahasia itu jangan dibocorkan kepada siapapun, termasuk ke kerabat, apalagi tetangga.
"Sebelumnya memang (orangtua korban) sempat bilang ke orangtuanya (nenek korban), bahwa anak ini sudah meninggal. Tapi gak boleh memberikan informasi kepada tetangga ataupun saudara," ujar Mashuri, dikutip Senin (27/6/2022).
Nenek ungkap Perlakuan Orangtua Bayi
ESB mengaku sudah mengetahui cucunya, D, tidak bernyawa lagi sejak Kamis (23/6/2022) dini hari, pukul 02.00 WIB.
Ketika itu, nenek tersebut sudah curiga saat memegang tubuh mungil cucunya sudah dingin.
"Tangan dan kakinya sudah dingin," kata nenek ESB, yang ditemui di lokasi kejadian, Minggu (26/6/2022) pagi.
Kematian cucunya ini hanya sehari sebelum orangtua korban, EA dan RI, pamit pergi ke Yogyakarta pada Jumat (24/6/2022), pukul 06.00 WIB.
"Katanya urusan kantor ke Yogyakarta, bilangnya begitu," jelas nenek ESB.
Sebelum berangkat ke Yogyakarta, ternyata EA sempat memberitahukan ibunya, nenek ESB, kalau bayi mereka itu sudah meninggal.
Mendengar hal tersebut, nenek ESB pun kaget bukan kepalang, dan menyebut putrinya itu tega.
"Saya bilang, 'kamu kok nekat, lihat kondisi anakmu'," jelasnya.
Namun EA tidak menghiraukan.
Nenek ESB mengaku dirinya justru diancam akan dibunuh jika sampai menyebarkan informasi soal kondisi sang bayi.
"Saya diancam akan dibunuh," ucapnya.
Selama ini, menurut nenek ESB, EA tidak pernah memperhatikan anaknya sendiri.
EA dan suaminya tinggal di lantai dasar, sementara D berada di lantai atas rumah.
Sang nenek pun lama-lama tidak kuat mencium bau busuk dari jenazah cucunya, pada Sabtu (25/6/2022) sore.
Sehingga, sang nenek kemudian melaporkan perihal jenazah bayi tersebut kepada para tetangga.
Setelah itu, sang nenek melaporkan kejadian ini ke Polsek Wonocolo.
"Mungkin ibunya ini sudah gak kuat dengan baunya sehingga memberikan informasi kepada masyarakat yang ditemui pertama," ungkap ketua RT, Mashuri.
Sedangkan keberadaan orangtua korban, pasangan suami istri berinisial RI dan EA, hingga kini masih diburu polisi.
Jenazah bayi itu dievakuasi pada Sabtu (25/6/2022) malam, dan kemudian dimakamkan pada Minggu (26/6/2022) pagi di lokasi pemakaman umum, tidak jauh dari rumah korban.
Namun, pagi itu, nenek ESB tidak ikut dalam pemakaman cucunya lantaran sakit.
"Saya kondisi sakit, tidak bisa ikut pemakaman," katanya.
Setelah itu, ESB mengaku sudah diperiksa polisi atas peristiwa tersebut.
Pemeriksaan itu guna menguak kekejian perlakuan orangtua korban terhadap bayi tersebut.
Berdasarkan dokumentasi foto atas temuan jenazah korban, bayi tersebut ditemukan dalam keadaan tubuh mulai menghitam sebagai pertanda proses pembusukan telah terjadi.
Bayi berukuran panjang tubuh sekira tiga jengkal tangan manusia dewasa itu masih mengenakan kaus kutang dan pampers.
Posisi tubuhnya terlentang di atas lapisan kain pelapis, dan dikelilingi beberapa bantal berukuran kecil.
Kanit Reskrim Polsek Wonocolo Polrestabes Surabaya, AKP Ristitanto, mengungkapkan, proses penyelidikan atas temuan mayat bayi tersebut masih terus bergulir sejak semalam.
Sejumlah saksi sudah dimintai keterangan terkait temuan tersebut.
Mulai dari para tetangga, tak terkecuali sanak famili korban.
"Penyelidikan masih berlangsung sejak semalam. Sejumlah saksi sudah kami periksa. Dalam waktu dekat kami lansir perkembangannya," ujar AKP Ristitanto. [gun]