Wanita 34 tahun itu juga mengaku mengenal persis pelaku penyiraman pertalite pada tubuh Aldelia. Dia mengatakan pelakunya merupakan murid laki-laki yang rumahnya tidak jauh dari Aldelia. Sementara korban dan pelaku memiliki ikatan marga yang sama.
Pelaku selama ini dikenal anaknya jahil dan nakal baik saat berada di lingkungan rumah maupun sekolah.
Baca Juga:
Diduga Siswi Disabilitas Dilecehkan Guru SLB, Keluarga Lapor Polisi
Bahkan Aldelia pernah mengaku kepada keluarga pernah ditempeleng, ditendang dan dibullying oleh pelaku di sekolah.
"Kami sangat mengetahui persis pelaku. Rumahnya dengan kami tidak terlalu jauh karena masih satu kampung. Sementara dia satu suku juga dengan kami. Dan Aldelia sebelum kondisinya memburuk mengaku pernah ditempeleng, ditendang bahkan bullying oleh dia. Karena dia selama kita kenal anak yang cukup nakal baik di rumah dan di sekolah," jelasnya.
Usai insiden yang hampir menghanguskan semua tubuh Aldelia pada 28 Februari 2024 lalu, pihak keluarga kata Madona sudah berupaya untuk kesembuhan adiknya itu.
Baca Juga:
Kawal Makan Bergizi Gratis, Gibran Titip Kepada Kepala Dinas Pendidikan Seluruh Indonesia
Aldelia sudah dioperasi sebanyak 4 kali dan mendapatkan penanganan medis sebelum juga diagnosa mengalami gizi buruk.
"Aldelia sebelum insiden kebakaran adalah anak yang ceria dan tidak mengalami penyakit apapun. Namun usai kebakaran semuanya berubah, mulai dia yang menderita kesakitan sampai mengalami gizi buruk karena tidak mau makan. Dan kami selama ini sudah berupaya untuk kesembuhan adik kami, berbagai penanganan medis sudah dilakukan," terangnya.
Kini Madona dan pihak keluarga menunggu keadilan untuk Aldelia. Dia berharap Polres Pariaman cepat mengusut kasus yang menimpa Aldelia, baik hukuman kepada pelaku maupun kelalaian yang disebabkan pihak sekolah.