WahanaNews.co | Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, berulang tahun ke-74 pada hari ini, Sabtu (23/1/2021).
Tagar #DirgahayuBuMega pun menjadi topik terpopuler dengan total lebih
dari 8.182 cuitan.
Baca Juga:
Momen Wapres Gibran Bersama Megawati dan Try Sutrisno di Hari Lahir Pancasila
Dikutip dari laman kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id,
berikut ini adalah biografi singkat Sang Presiden Indonesia ke-5 ini:
Megawati Soekarnoputri lahir di
Yogyakarta, 23 Januari 1947. Dia adalah putri sulung dari Presiden RI pertama
yang juga proklamator, Soekarno, dan Fatmawati.
Megawati menikah dengan pilot, Letnan Satu Penerbang TNI AU Surendro, dan dikaruniai
dua anak laki-laki, bernama Mohammad Prananda dan
Mohammad Rizki Pratama.
Baca Juga:
Mendapat Kartu Kuning dari UNESCO, Megawati Minta Bupati Tapteng Jaga Geopark Kaldera Toba
Dalam suatu tugas militer pada 1970,
di kawasan Indonesia Timur, pilot Surendro yang menerbangkan pesawat militer dinyatakan hilang dalam tugas.
Tiga tahun kemudian, atau pada 1973, Megawati menikah dengan Taufik Kiemas, pria
kelahiran Ogan Komiring Ulu, Palembang, dan dikaruniai putri yang diberi nama
Puan Maharani.
Perempuan bernama lengkap Dyah Permata
Megawati Soekarnoputri ini memulai pendidikannya di Perguruan Cikini sejak SD
hingga SMA.
Kemudiam, dia pernah belajar di dua
perguruan tinggi, yaitu Fakultas Pertanian Universitas
Padjadjaran Bandung (1965-1967) dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
(1970-1972).
Megawati pertama kali terjun dalam
kancah politik adalah pada tahun 1987, menjadi Calon Legislatif dari Daerah Pemilihan
Jawa Tengah, untuk mendongkrak suara Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Keputusan PDI menggaet Mega memang
berhasil. Suara untuk PDI naik, dan dia pun terpilih menjadi anggota
DPR/MPR.
Pada tahun itu pula, Megawati terpilih sebagai Ketua DPC PDI Jakarta Pusat.
Kemudian, pada 1993, yakni saat terpilih menjadi Ketua Umum DPP PDI melalui Kongres
Luar Biasa dan Musyawarah Nasional, dia sempat
menghebohkan pemerintah.
Itulah awal PDI terpecah menjadi dua, yakni PDI pimpinan Megawati dan PDI pimpinan Soerjadi.
Setelah rezim Orde Baru tumbang, PDI
di bawah pimpinan Mega berubah nama menjadi PDI Perjuangan.
Partai politik berlambang banteng
gemuk dan bermulut putih itu berhasil memenangkan Pemilu 1999, dengan meraih lebih tiga puluh persen suara.
Namun, baru pada 23 Juli 2001 anggota
MPR secara aklamasi menempatkan Megawati duduk sebagai Presiden RI ke-5, menggantikan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Megawati menjadi Presiden hingga 20 Oktober 2003, dan pada Pemilihan Presiden langsung tahun 2004, dia Kalah
dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang akhirnya menjadi Presiden RI ke-6. [dhn]