“Mentawai misalnya, harus memiliki stockpile logistics yang diamankan dan dipelihara setiap saat. Why? Karena setiap saat bisa terjadi, dan kita harus siap dari sekarang. Unand, terima kasih—katanya sekian ratus hektare siap untuk menjadi tempat evakuasi akhir jika diperlukan. Dan ini memang harus dipersiapkan setiap saat,” tuturnya.
Di hadapan civitas akademika dan tamu undangan, AHY juga menekankan pentingnya tata ruang kota yang tertib serta upaya rehabilitasi pascabencana.
Baca Juga:
Dua Tahun Cikeas Gelap: AHY Kisahkan Masa Kelam Pasca Wafatnya Ani Yudhoyono
Konsep build back better, menurutnya, menjadi peluang untuk membangun kembali infrastruktur dengan pendekatan yang lebih cerdas, ramah lingkungan, serta berorientasi pada teknologi masa depan.
“Build back better. Ini sering kali menjadi peluang ketika infrastruktur hancur. Mungkin itu saatnya kita membangun kembali, tetapi dengan teknologi dan pendekatan yang lebih cerdas dan lebih ramah lingkungan. Tentunya pengolahan sampah, pembangunan jembatan dan jalan juga harus terus dilakukan, termasuk sanitasi air bersih dan rehabilitasi,” terangnya.
Menutup paparannya, AHY menegaskan arah pembangunan infrastruktur nasional yang tidak hanya kuat dan handal, tetapi juga adaptif terhadap perubahan iklim, serta sejalan dengan prinsip keberlanjutan.
Baca Juga:
Soal Beban Utang Kereta Cepat Whoosh, AHY Angkat Suara
Acara tersebut turut dihadiri Rektor Universitas Andalas (Unand) Dr. Efa Yonnedi, SE., MPPM., Akt., CA., CRGP., Ph.D, bersama jajaran pimpinan Unand lainnya.
Hadir pula Rektor Unand 2006–2011 yang juga mantan Mendikbud RI, Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim, M.S, serta anggota Komisi V DPR RI, H. Zigo Rolanda, S.E., M.M.
Menko AHY sendiri hadir didampingi Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah, Agraria, dan Tata Ruang, Nazib Faizal; Staf Khusus Menteri, Agust Jovan Latuconsina, serta Sigit Raditya.