WahanaNews.co | Pernah menduduki posisi sebagai Kepala Badan Intelijen Negara
(BIN), Jenderal TNI (Purn) Abdullah Mahmud Hendropriyono jelas memiliki pengetahuan
yang luas dan mencakup semua aspek.
Salah satu yang dibongkar oleh pria 75
tahun itu adalah rahasia keterlibatan Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat
(CIA).
Baca Juga:
Hendropriyono Tegur dan Ancam Deddy Corbuzier, Singgung Tentang Norma Moral
Lewat pantauan melalui video yang
diunggah jurnalis senior, Karni Ilyas, di akun YouTube resminya,
Hendropriyono mengungkap bahwa Kongres Amerika Serikat (AS) pernah mengungkap kegagalan operasi CIA di dunia internasional.
Dalam keterangannya, Hendropriyono
menyebut bahwa Presiden Republik Indonesia (RI) ke-6, Megawati Soekarnoputri,
jadi saksi pengungkapan dokumen rahasia itu.
Jebolan Akademi Militer 1967 ini
mengatakan, Megawati yang saat itu masih menjabat sebagai Ketua Umum Partai
Demokrasi Indonesia (PDI), diundang langsung Kongres AS ke Washington.
Baca Juga:
Hukum Mati dan Kebiri Adalah Amoral
Saat itu, Kongres AS disebut
Hendropriyono membuka seluruh rahasia CIA yang sudah melewati masa selama 30
tahun.
Ternyata, ada dua kegagalan besar CIA
dalam operasi internasionalnya.
Kegagalan CIA pertama adalah dalam
peristiwa Invasi Teluk Babi, 17-19 April 1961.
Kemudian, yang
kedua, adalah peristiwa Gerakan 30 September 1965, atau yang dikenal dengan
peristiwa G30S/PKI.
"Tahun 1995, Ibu Megawati diundang Kongres Amerika.
Di situ dibuka semua rahasia intelijen yang sudah lewat 30 tahun. Disampaikan
oleh Kongres Amerika, bahwa ada dua kegagalan operasi CIA di internasional.
Satu, Peristiwa Teluk Babi di Kuba, Havana. Yang kedua adalah peristiwa G30S. Itu dibuka. Itu permainan yang selalu
ada," ujar Hendropriyono.
Peristiwa yang didalangi oleh Partai
Komunis Indonesia (PKI), disebut Hendropriyono, tak lepas
dari keterlibatan CIA.
Isu "Dewan Jenderal" yang
pada akhirnya membuat enam Perwira Tinggi (Pati) dan satu Perwira Pertama
(Pama) TNI Angkatan Darat terbunuh, adalah buah tangan CIA.
Mantan Panglima Komando Daerah Militer
(Pangdam) Jayakarta/Jaya itu juga menyebut, keinginan AS sebenarnya tidak untuk
menggulingkan Ir Soekarno sebagai Presiden pertama RI.
Akan tetapi, operasi itu dilakukan
untuk menghabisi PKI yang berideologi komunis.
Perlu diketahui, saat itu AS yang
berhaluan liberal kapitalis tengah terlibat Perang Dingin dengan Uni Soviet
yang berideologi komunis.
Oleh sebab itu, CIA pun beroperasi di
Indonesia untuk menghabisi ideologi itu.
"Maunya mereka itu, Bung Karno
tetap Presiden tapi komunis hilang. Kedua, komunis hilang pengaruhnya, tidak ada pembantaian terhadap ratusan ribu rakyat. Kalau isu
Dewan Jenderal itu mereka yang lepas. Intelijen
CIA yang lepas. Enggak ada itu barang. Itu permainan mereka," kata Hendropriyono. [dhn]