Namun, ia menilai, modernisasi alutsista rentan terhambat akibat pergantian
pemimpin.
Dalam 10 tahun ke depan, lanjut dia,
setidaknya akan ada dua pergantian kepala negara yang tentu bisa mempengaruhi
kebijakan pertahanan.
Baca Juga:
Rusia Siap Banjiri Indonesia dengan Jet Tempur dan Tank Canggih, Ini Respons Kemhan
Apalagi, ia mengatakan, selama periode tersebut kondisi politik, ekonomi, dan keamanan
global akan semakin sulit diprediksi.
Sehingga, hal ini
dapat mempengaruhi rencana jangka panjang MEF.
"Kita juga melihat dampak dari
perubahan iklim yang bisa menjadi ancaman di masa depan bagi kehidupan manusia
ke depan," katanya.
Baca Juga:
Biaya Pertahanan Global: Inilah Sederet Rudal yang Bisa Mengubah Arah Perang
Alman menjelaskan, anggaran yang terbatas juga menjadi faktor penghambat rencana
modernisasi alutsista.
Maka dari itu,
dibutuhkan kepastian dari sisi anggaran ke depan.
"Sekarang kita dalam situasi
menghadapi Covid-19 dan kita akan melihat bagaimana
kebijakan presiden baru setelah Oktober 2024. Presiden selanjutnya yang akan
menentukan nasib modernisasi alutsista," pungkasnya. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.