WahanaNews.co | Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo, mengklaim pihaknya sudah mengeluarkan berbagai program untuk memperkuat ekosistem pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
Salah satu agenda kunci Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ialah program desa wisata berkelanjutan sebagaimana Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024 yang menargetkan 244 desa wisata maju dan mandiri hingga tersertifikasi berkelanjutan.
Baca Juga:
Kemenparekraf Dukung Pelaksanaan Pusbatara Run 2024
"Kita per hari ini sebetulnya sudah melebihi target, yaitu 293 desa wisata yang masuk kategori maju dan mandiri. Tapi pekerjaan rumahnya adalah perihal sertifikasi karena baru 33 desa wisata yang tersertifikasi berkelanjutan," kata Angela dikutip dari ANTARA, Selasa (12/7/2022).
Karena itu, kolaborasi dengan berbagai pihak dinilai harus diperkuat guna mendorong berbagai desa wisata memperoleh sertifikasi berkelanjutan agar kian unggul dan naik kelas.
Melalui Kemenparekraf, Indonesia dinyatakan telah menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki komitmen net zero emission (nol emisi karbon) dalam sektor pariwisata.
Baca Juga:
MenEkraf: "D-Futuro Futurist Summit 2024" Lahirkan Gagasan dan Inovasi Perkuat Ekraf
"Minggu lalu, kami re-launching program carbon footprint calculator dan offsetting, di mana platfrom ini menawarkan wisatawan untuk bisa menghitung jejak karbon mereka, dan pada akhirnya turut aktif menyumbang dan menanam pohon mangrove," ucap Angela saat menjadi pembicara kunci dalam acara seminar dan pelatihan Desa Wisata di Ubud, Bali, Selasa (12/7/2022).
Kemudian, pihaknya sudah memiliki Peraturan Menteri dan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pengelolaan sampah plastik di destinasi bahari, serta telah memberikan sertifikasi nasional CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability) untuk lebih dari 12 ribu usaha pariwisata.
"Kita juga terus mendorong investasi-investasi yang berkaitan dengan investasi hijau, seperti transportasi listrik di berbagai destinasi pariwisata dan membuat travel pattern-nya (pola perjalanan)," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Angela mendorong desa-desa wisata yang ada di sekitar Sungai Tukad OOS, Bali, agar dapat menerapkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan.
Di sekitar Sungai Tukad OOS, terdapat 10 desa wisata yang terdiri dari Desa Singapadu Tengah, Desa Batuan, Desa Lodtunduh, Desa Sayan, Desa Singakerta, Desa Kliki, Desa Buahan, Desa Bukian, Desa Kerte, dan Desa Taro.
Dari 10 desa wisata itu, tiga di antaranya sudah masuk platform Jaringan Desa Wisata (Jadesta), yaitu Desa Batuan, Desa Sayan, dan Desa Taro.
“Saya kira kita bisa kembangkan berbagai event, kita bisa kolaborasikan promosi bersama dan penggunaan teknologi, dan penguatan standar layanan yang meningkatkan praktik usaha lebih berkelanjutan lingkungan, melestarikan kearifan lokal, dan pemberdayaan masyarakat setempat," kata Wamenparekraf. [rin]