"Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," tegas Dian.
Selain itu, BMKG juga memantau potensi gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter di Selat Malaka bagian utara, Samudra Hindia barat Kepulauan Nias hingga Bengkulu, Laut Maluku, Samudra Pasifik utara Papua Barat dan Papua, serta Laut Arafuru bagian timur.
Baca Juga:
Bogor Diguncang Gempa Tadi Malam, BMKG Jelaskan Penyebab
Potensi serupa juga terdapat di perairan barat Aceh hingga Kepulauan Mentawai, laut selatan Nusa Tenggara Timur, Samudra Pasifik utara Maluku dan Papua Barat Daya, serta beberapa bagian Laut Arafuru.
BMKG mengimbau nelayan yang menggunakan kapal kecil untuk mewaspadai angin berkecepatan sekitar 15 knot dan gelombang dengan tinggi lebih dari 1,25 meter.
Sementara itu, kapal tongkang diharapkan berhati-hati terhadap angin yang berkecepatan lebih dari 16 knot serta gelombang yang melebihi 1,5 meter.
Baca Juga:
Waspada! Bibit Siklon Tropis 96S Berpotensi Menguat, BMKG Rilis Peringatan Dini
Bagi kapal ferry, nahkoda diingatkan untuk memperhatikan angin yang bergerak dengan kecepatan lebih dari 21 knot serta gelombang yang bisa mencapai lebih dari 2,5 meter.
Sementara untuk kapal kargo dan kapal pesiar, risiko lebih besar mengintai jika angin bertiup di atas 27 knot dengan tinggi gelombang melebihi 4 meter.
Para pengguna transportasi laut, khususnya nelayan dan operator kapal, diimbau untuk memperhatikan perkembangan informasi cuaca dari BMKG sebelum berlayar agar dapat mengantisipasi potensi bahaya di laut.