Kedua, kata Bahlil, Prabowo telah menegaskan posisinya bakal menjadi presiden bagi semua pihak, termasuk bagi orang-orang yang tidak percaya atau mendukung dirinya. Ungkapan itu juga diutarakan oleh Prabowo dalam sesi penutup debat capres kelima pada Minggu, 4 Februari 2024.
"Kita juga yakin InsyaAllah menang karena satu-satunya pasangan calon yang akan menggandeng semuanya adalah Pak Prabowo. Dia ingin hadir untuk rakyat Indonesia, juga untuk yang tidak mendukung dan tidak percaya dengan Pak Prabowo," kata Bahlil.
Baca Juga:
Angka Partisipasi Pilkada Jakarta Terendah Sepanjang Sejarah, Tim Rido Kritik Kinerja KPU
Tidak kalah penting, Bahlil juga menegaskan bahwa pasangan Prabowo-Gibran tidak akan menjadikan 'serangan fajar' sebagai cara untuk meraih kemenangan.
Pada kesempatan yang sama, dia juga menjelaskan kepada masyarakat bahwa ada perbedaan signifikan antara biaya politik (political cost) dengan serangan fajar. Segala sumber daya yang dikeluarkan untuk memenangkan Prabowo-Gibran adalah political cost.
Sementara, serangan fajar sering kali digunakan untuk menjelaskan uang yang diterima pada pagi hari atau beberapa jam sebelum mencoblos di TPS dengan iming-iming memilih salah satu pasangan calon.
Baca Juga:
Warga Begantung Kalbar Boikot Pilkada Serentak Gegara Listrik
"Kami tidak mengenal serangan fajar. Yang ada itu cost politik. Saya tidak setuju dengan serangan fajar, kita harus berikan edukasi juga kepada rakyat (perbedaan serangan fajar dengan political cost)," ujar Bahlil.
"Dan sekali lagi, saya mengimbau kepada seluruh rakyat Indonesia, 14 Februari sukseskan pemilu dengan datang ke TPS gunakan hak pilih," imbau Bahlil.
Sebagai informasi, berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Nasional untuk Pemilu 2024, dari total 204,8 juta pemilih, sebanyak 52 persen atau sebanyak 106,3 juta merupakan pemilih muda.