Pasukan juga berhasil mengangkat bagian dari Nanggala-402
yang seluruhnya telah diserahkan kepada pihak Indonesia.
"Ini merupakan salah satu bukti nyata kegiatan penyelamatan
kemanusiaan yang dilakukan bersama TNI AL," kata Chen, melalui keterangan
tertulis yang dibagikan Dinas Penerangan TNI AL terkait rapat koordinasi pengakhiran
operasi salvage, Rabu.
Baca Juga:
Prabowo Janjikan Ini ke Anak Korban KRI Nanggala-402
"Kegiatan ini memiliki makna yang sangat besar pada
perkembangan hubungan kemitraan strategis komprehensif TNI AL dan tradisi kedua
negara yaitu berat dipikul berat sama dijinjing serta juga bermakna besar dalam
kerja sama maupun saling percaya antara kedua militer," sambung Chen.
Sebelum karam, KRI Nanggala-402 diperkirakan telah melakukan
penyelaman hingga sekitar 13 meter kemudian tergulung gelombang besar atau
internal wave hingga terperosok ke kedalaman 838 meter, menujrut pejabat TNI
AL.
Dasar Laut Bali dicirikan oleh lereng yang curam dengan
kedalaman maksimum 1.590 meter.
Baca Juga:
53 Awak KRI Nanggala-402 Gugur, Prabowo: Selamat Berlayar Menuju Keabadian
Asisten Perencanaan KSAL Laksamana Muda Muhammad Ali pada
bulan lalu mengatakan pengangkatan dengan mengaitkan pengikat dari bangkai KRI
Nanggala ke kapal pengangkat menjadi salah satu metode yang paling mungkin
dilakukan.
Namun proses tersebut membutuhkan kemampuan penyelaman yang
handal baik dilakukan oleh penyelam manusia maupun robot, kata Ali.
Nanggala-402 dibuat oleh perusahaan Jerman, Howaldtswerke-Deutsche
Werft pada tahun 1977 dan mulai digunakan oleh TNI AL pada 1981. Pada periode
2009 ke 2012, KRI Nanggala menjalani pemeliharaan menyeluruh di Daewoo
Shipbuilding & Marine Engineering di Korea Selatan.