Ketika dinyatakan hilang, pencarian KRI Nanggala-402 turut
dibantu armada dari negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Australia
yang mengirimkan kapal mereka serta Amerika Serikat yang mengirimkan pesawat
pengintai maritimnya, P-8 Poseidon.
Baca Juga:
Prabowo Janjikan Ini ke Anak Korban KRI Nanggala-402
Sepuluh kapal selam
Pada awal Mei, Komisi I DPR RI mengungkapkan rencana
strategis pengadaan delapan hingga sepuluh kapal selam untuk TNI Angkatan Laut
(AL) hingga 2029, menyusul tragedi tenggelamnya KRI Nanggala 402.
Juru bicara TNI AL Julius Widjojono membenarkan adanya
rencana penambahan kapal selam, namun menyatakan keputusan akhir berada di
Kementerian Pertahanan.
Baca Juga:
53 Awak KRI Nanggala-402 Gugur, Prabowo: Selamat Berlayar Menuju Keabadian
"Kami sudah ajukan kebutuhannya, minimal 12 kapal selam.
Tapi keputusan ada di pihak atas, mau diberikan apa, seperti apa, kami siap
melaksanakannya," kata Julius.
Julius mengatakan kebutuhan penambahan kapal selam dilakukan
untuk menyeimbangkan kekuatan militer Indonesia dengan negara-negara
tetangga.
"Coba bandingkan dengan Singapura, negara kecil tersebut
punya berapa? Kita sebagai negara kepulauan terbesar pernah hanya memiliki dua.
Itu alasannya," kata Julius, seraya menambahkan, "kita perlu keseimbangan
kekuatan, geostrategi, negara kawasan seperti apa."