WAHANANEWS.CO, Jakarta – Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran memberikan apresiasi terhadap langkah inovatif Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang berhasil mengembangkan sistem pelacakan sampah digital melalui ajang WasteTrack 2025.
Menurut organisasi ini, upaya tersebut mencerminkan semangat perguruan tinggi dalam berkontribusi nyata terhadap pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, sejalan dengan visi pemerintahan Prabowo-Gibran dalam mendorong inovasi teknologi hijau di Indonesia.
Baca Juga:
INALUM Dukung Pertanian Berkelanjutan Lewat Penerapan Metode Tani Nusantara di Kuala Tanjung
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, mengatakan bahwa inovasi seperti yang dilakukan ITS patut dijadikan contoh oleh lembaga pendidikan lainnya.
“Inovasi berbasis digital seperti sistem pelacakan sampah ini menunjukkan bahwa anak muda Indonesia memiliki kemampuan luar biasa untuk menjawab tantangan lingkungan dengan solusi kreatif. Ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga perubahan perilaku dalam tata kelola sampah yang lebih bertanggung jawab,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (8/11/2025).
Tohom menilai, upaya pengembangan sistem pelacakan sampah digital merupakan langkah strategis untuk mendukung ekonomi sirkular dan efisiensi rantai pengelolaan limbah.
Baca Juga:
Literasi Dasar Fondasi Pengelolaan Maritim dan Iklim yang Berkelanjutan
“Dengan sistem pelacakan, transparansi pengelolaan sampah akan meningkat, dan itu sangat membantu pemerintah serta masyarakat dalam memastikan sampah benar-benar terkelola, bukan sekadar dipindahkan,” katanya.
Lebih jauh, Tohom yang juga Pengamat Energi dan Lingkungan ini menilai bahwa inisiatif ITS tersebut menjadi momentum penting bagi kolaborasi antara kampus, industri, dan pemerintah.
“Kita perlu menjadikan inovasi seperti WasteTrack sebagai model untuk diterapkan secara luas di berbagai daerah. Pengelolaan sampah digital bisa menjadi pintu masuk menuju kebijakan energi terbarukan, karena dari situ kita bisa mengoptimalkan konversi limbah menjadi energi,” tuturnya.
Tohom menambahkan, dukungan terhadap riset mahasiswa dan lembaga pendidikan tinggi perlu diperkuat, terutama dalam bidang teknologi ramah lingkungan.
Ia menekankan bahwa generasi muda harus diberikan ruang untuk bereksperimen dan menciptakan solusi yang adaptif terhadap tantangan perubahan iklim dan urbanisasi.
“Negara yang kuat adalah negara yang mendorong inovator mudanya. ITS telah menunjukkan arah yang benar,” pungkasnya.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]