WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kekhawatiran orang tua dan trauma anak akibat kasus keracunan menu makan bergizi gratis (MBG) kini mendapat perhatian serius dari Badan Gizi Nasional (BGN) yang berjanji melakukan evaluasi ketat agar kejadian serupa tidak berulang.
Kepala BGN Dadan Hindayana menegaskan komitmennya dalam konferensi pers pada Senin (22/9/2025) dengan menyebut setiap peristiwa keracunan selalu meninggalkan luka dan mengikis kepercayaan publik.
Baca Juga:
Semarak HUT TNI ke-80, Korem 042/Gapu Gelar Bakti Kesehatan di Lapangan Tenis Indoor Korem
"Kami sadari betul, di setiap kejadian pasti ada yang mengalami. Makanya saya selalu waswas dengan kejadian-kejadian seperti ini, karena tiap kejadian maka ada anak yang tersakiti atau penerima manfaat yang tersakiti, kepercayaan publik yang tergores, dan kemudian juga ada orang tua waswas," ujar Dadan.
Ia menambahkan pihaknya akan bekerja keras mencapai target "nol kejadian" dan berupaya semaksimal mungkin menjaga keamanan pangan MBG.
Dadan juga menyatakan menghormati keputusan orang tua maupun anak yang menolak mengonsumsi menu MBG karena trauma, sekaligus memastikan pengamanan program diperketat.
Baca Juga:
Realisasi Rendah, Anggaran Makan Bergizi Gratis Bisa Ditarik Menkeu
Jika kembali ditemukan kasus keracunan, maka Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terkait akan dihentikan sementara hingga proses evaluasi dan penyesuaian selesai dilakukan.
Anak-anak yang mengalami trauma pun mendapat perhatian khusus untuk pemulihan.
"Bagi anak yang tidak ingin menerima untuk sementara waktu kita harus hormati," kata Dadan.
Meski begitu, ia menegaskan jumlah anak yang trauma sangat kecil jika dibandingkan dengan anak-anak yang tetap antusias menerima MBG.
Menurutnya, manfaat yang dirasakan lebih banyak dan telah terbukti membantu jutaan anak.
Ia menyebutkan total produksi MBG telah menembus lebih dari 1 miliar porsi yang disalurkan kepada masyarakat.
"Tapi banyak kasus kejadian anak-anak itu ingin kembali mengonsumsi makanan-makanan bergizi. Jadi hanya sebagian kecil yang trauma," tandas Dadan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]