Lebih jauh, analisis angin per lapisan mengungkapkan bahwa sirkulasi angin terpantau dari lapisan bawah hingga menengah (10 m – 700 hPa), melebar ke arah barat dan menunjukkan pola belokan angin.
Pola ini kemungkinan dipengaruhi oleh kehadiran Bibit Siklon Tropis 99W yang terbentuk lebih ke timur laut, di sekitar Pulau Luzon.
Baca Juga:
Di Ambang Badai, Bibit Siklon Tropis 93P Berkembang di Perairan Papua
Meskipun sejumlah kondisi mendukung pertumbuhan sistem 97W—termasuk suhu permukaan laut yang hangat antara 29–31 derajat Celsius, kelembapan udara tinggi di berbagai lapisan atmosfer, serta pusaran angin sedang di lapisan 850–500 hPa—pertumbuhannya tetap berpotensi terhambat.
"Angin vertikal atau wind shear yang masih kuat, sekitar 20 knot, serta lemahnya konvergensi angin di lapisan bawah turut menjadi faktor penghambat," jelas Andri.
Dalam 24 jam ke depan, intensitas Bibit Siklon Tropis 97W diperkirakan akan meningkat secara perlahan dengan arah pergerakan ke barat-barat laut, menjauhi wilayah Area of Monitoring (AoM) TCWC Jakarta.
Baca Juga:
Siklon Tropis, Ledakan Energi Laut yang Berpotensi Jadi Badai
Potensi sistem ini untuk berkembang menjadi siklon tropis masih dikategorikan rendah, baik dalam 24 jam maupun dalam 48 hingga 72 jam mendatang.
Meski demikian, sistem ini tetap memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi perairan Indonesia.
BMKG memperingatkan adanya gelombang laut setinggi 1,25 hingga 2,5 meter (moderate sea) di beberapa wilayah perairan dalam 24 jam ke depan, meliputi: